Solopos.com, KLATEN -- Pemerintah Desa atau Pemdes Manjungan, Ngawen, Klaten, mengaku dirugikan dengan adanya kabar hoaks penolakan jenazah Covid-19 yang beredar di media sosial Facebook, Senin (4/5/2020).
Pemdes Manjungan bakal menempuh jalur hukum dengan melaporkan pengguna akun FB penyebar berita bohong tersebut ke polisi. Kabar itu tentang pemakaman seorang warga Mireng, Kecamatan Trucuk, Klaten, Suwarni, yang meninggal dunia akibat sakit migrain di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten, Minggu (3/5/2020) pagi.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Kabar itu diunggah seorang warganet dengan nama akun Stev.Itok di grup FB Info Seputar Klaten (ISK), Minggu (3/4/2020). Selain menampilkan beberapa foto, unggahan tersebut disertai tulisan, "Penolakan pemakaman jenazah Ibu Suwarni, yg meninggal karena penyakit hipertensi bukan Covid 19, sudah dijelaskan dari pihak RSI klaten. Karena terprovokasi RWnya warga menolak. Mlandang, Manjungan, Ngawen, Klaten. Kejadian siang tadi."
RS UNS Solo Kebanjiran Spesimen, Hasil Tes Swab Covid-19 Tertunda
Unggahan itu disertai foto Ketua RW 010, Samsudin. Postingan itu juga menyebar di Instagram. Ketua RW 010 Mlandang, Manjungan, Klaten, Samsudin, memastikan kabar penolakan jenazah Covid-19 itu hoaks alias tidak benar.
Berembuk Dulu
"Tidak benar informasi tentang penolakan jenazah itu. Kami dari RW sebenarnya akan berembuk terlebih dahulu dan melapor ke desa. Ternyata kurang dari seperempat jam, mobil ambulans datang. Lalu dicegat di posko,” saat ditemui wartawan di kantor Desa Manjungan, Senin (4/5/2020).
Pimpinan rombongan ambulans lalu berembuk dengan RT dan RW. Samsudin mengatakan tim medis dari rumah sakit yang datang bersama jenazah juga tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. "Akhirnya, jenazah dimakamkan di Mlandang, Tempursari," ujar Samsudin.
Kepala Desa (Kades) Manjungan, Klaten, Dunung Nugraha, mengatakan kabar hoaks penolakan jenazah Covid-19 yang beredar di medsos itu merugikan pemerintah desa setempat. Pemberitaan tersebut dinilai sangat tendensius.
“Kami menyayangkan juga dari keluarga [almarhum Suwarni]. Komunikasi itu sangat penting. Padahal, kami sangat kooperatif. Setelah ini, saya akan mencari tahu siapa yang mem-posting kabar itu. Kami akan laporkan hal ini [ke polisi],” katanya.