SOLOPOS.COM - Kemendikbud. (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Kemendikbud. (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO–Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) gandeng perguruan tinggi (PT) untuk menyempurnakan Sistem Informasi Pendidikan dan Dunia Kerja (Sindikker) yang berfungsi untuk mengelola data terkait kebutuhan dunia kerja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Sub Direktorat Penyelarasan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen Dikti, Dharnita Chandra, menjelaskan Sindikker menjadi semacam forum yang menyediakan data terkait jumlah lulusan dan kompetensi yang dimiliki Dirjen Dikti, dengan kebutuhan yang ada di daerah, mulai dari jumlah serta kompetensi yang dibutuhkan hingga potensi yang dimiliki daerah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kompetensi yang ditampilkan sampai ke tingkat prodi. Jadi masyarakat tahu kompetensi apa yang didapat jika masuk ke prodi itu,” jelasnya ketika ditemui wartawan di sela-sela workshop dan sosialisasi Sindikker di gedung Rektorat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin (17/9/2012).

Untuk itu, PT dan beberapa stakeholder lainnya diharapkan mampu melengkapi dan memperbarui tiap data dan informasi yang dibutuhkan. Setelah itu, data akan diolah dan menjadi rujukan Dirjen Dikti untuk perencanaan kurikulum agar lulusan yang dihasilkan dunia pendidikan bisa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

“Dengan banyak pihak yang terlibat, maka institusi pendidikan akan mendapatkan informasi mengenai kebutuhan SDM sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi,” paparnya.

Sejak sistem informasi yang dapat diakses di alamat http://sindiker.dikti.go.id diluncurkan tahun lalu, dia mengakui proses update data yang dilakukan pihaknya belum memenuhi target yang ditetapkan.

“Meski demikian, data yang didapat sudah bisa digunakan. Saat ini sudah ada puluhan ribu yang mengaksesnya. Pada jam yang sama biasanya ada sekitar 300-an yang mengakses,” ungkapnya.

Untuk mendukung proses pengunggahan data itu, maka Dirjen Dikti melakukan workshop dan sosialisasi mengenai Sindikker dengan pemerintah daerah, dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta perguruan tinggi di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Solo. Di Solo, workshop diikuti 42 delegasi dari berbagai stakeholder.

Selain itu, Dharnita menambahkan, pihaknya tidak bertanggung jawab pada data yang dikeluarkan di tiap daerah, karena semua konten sepenuhnya dikelola oleh daerah. “Perbaruan data diserahkan ke daerah, bukan kami. Kami hanya memberikan password untuk akses masuk. Selanjutnya, terkait validitas dan update data diserahkan kepada daerah,” jelasnya.

Mengenai kondisi lulusan perguruan tinggi saat ini, Dharnita berpendapat banyak sarjana yang tidak bisa langsung diterima dunia kerja karena kebanyakan ilmu akademik hanya digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

“Lulusan yang bisa langsung diserap dunia kerja adalah vokasi, untuk itu kami sedang mengembangkan kurikulum yang dibutuhkan dunia kerja,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya