SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memotong nasi tumpeng saat meresmikan Kampung Wisata Lampion di Sarigunan, Sragen Wetan, Sragen, Sabtu (13/3/2021) malam. (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan Kampung Wisata Lampion di Sarigunan, Sragen Wetan, Sragen, Sabtu (13/3/2021) malam. Yuni berharap Kampung Wisata Lampion ini bisa menjadi contoh bagi kampung-kampung lainnya.

Peresmian dilakukan dengan memotong pita sebagai tanda dihidupkannya 177 buah lampion yang membentang sepanjang 150 meter di Jl. Nias kampung tersebut. Yuni, sapaan Bupati, juga mendantangani prasasti dan memotong tumpeng nasi kuning untuk diberikan kepada perwakilan warga setempat, Entik Wisudani, yang selanjutnya diberikan kepada Ketua RT 034/RW 011 Sarigunan Sapta Harsiwi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Embiid Absen Dua Pekan di Laga NBA karena Cedera Lutut

Selanjutnya, Bupati meninjau kampung seraya berbelanja produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kampung tersebut. “Masyarakat butuh hiburan meskipun sekadar berfoto-foto dan selfie. Setelah dibuka harusnya ada semacam tiket masuk agar ada pemasukan bagi kampung," kata Yuni.

Yuni menyatakan kampung-kampung di Sragen harus berinovasi dan mengembangkan ekonomi kreatif dengan mengandalkan potensi lokal masing-masing sebagai ikon pariwisata. Inisiasi ekonomi kreatif tersebut dilontarkan Bupati lantaran Sragen tak memiliki potensi alam yang mampu menjadi daya tarik wisata seperti di Karanganyar dan daerah lainnya.

"Keberadaan Kampung Wisata Lampion ini hendaknya bisa menginisiasi kampung-kampung kreatif lainnya di Sragen. Dulu ada kampung pelangi dan seterusnya supaya industri kreatif di Sragen tumbuh,” ujarnya.

Memetakan

Yuni meminta Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk memetakan kampung-kampung yang potensial untuk diangkat sebagai kampung wisata dengan keunggulan potensi lokal masing-masing.

Yuni menyampaikan muncul ide kreatif Kampung Lampion murni dari warga dan Pemkab hanya mendampingi saja. Kesungguhan warga untuk mengembangkan kreativitas kampung diapresiasi Yuni dengan memberikan semacam bantuan dana stimulus senilai Rp50 juta.

“Yang penting protokol kesehatan harus dijaga bersama. Saya lihat komitmen warganya luar biasa. Warga di kampung-kampung lain harus bergerak untuk mengolah potensi desanya dan mencari ide kreatif. Seperti di kampungnya Pak Sekda, Karangdowo, bisa jadi kampung burung karena Pak Sekda suka burung,” katanya sembari berkelakar.

Baca Juga: Wajib Tahu! 3 Satwa Nasional Ini Jadi Maskot Indonesia

Yuni berharap kampung ini bisa viral dan diketahui publik sampai ke level nasional, seperti Pasar Bahulak di Karungan, Plupuh, yang dinobatkan sebagai Pasar Pancasila. Dia menginginkan Kampung Lampion ini juga bisa mengikuti jejak sebagai Kampung Pancasila.

“Harapannya dengan pengembangan ekonomi kreatif maka perekonomian di Sragen tumbuh dan dampaknya bisa meningkatkan pendapatan asli daerah,” ujarnya.

Kepala Dispora Sragen I. Yusep Wahyudi juga berharap keberadaan Kampung Lampion ini bisa terus berkesinambungan dengan ide-ide kreatif lainnya sehingga bisa seperti Pasar Bahulak. Dia mengatakan keberadaan kampung-kampung kreatif di Sragen ini akan mampu mengangkat nama Sragen ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya