SOLOPOS.COM - Bupati Yuni Sukowati berjalan di pinggir wahana permainan water boom Jambangan Permai yang dikelola BUM Desa Karya Mandiri Desa Kaliwedi, Gondang, Sragen, seusai peresmian, Jumat (26/3/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Pemerintah Desa (Pemdes) Kaliwedi, Gondang, Sragen, mengembangkan desanya menjadi desa wisata berbasis agrobisnis atau agrowisata di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik (BUM) Desa Karya Mandiri.

Konsep pengembangan desa agrowisata Kaliwedi itu tidak kalah dengan Dayu Park milik keluarga Bupati Sragen. Setelah membangun Water Boom Jambangan Permai senilai Rp1,2 miliar pada 2020, Pemdes Kaliwedi membangun lagi kolam renang dewasa dengan total dana Rp750 juta.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kolam ini ditargetkan rampung pada 3-4 bulan ke depan. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan Water Boom Jambangan Permai itu pada Jumat (26/3/2021).

Baca Juga: Buka Sekolah Khusus Olahraga Tingkat SMA, Wali Kota Solo Gibran Tunggu Izin Gubernur

Peresmian wahana permainan anak dan remaja itu dilakukan dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati didampingi legislator DPRD Jawa Tengah Untung Wibowo Sukowati. Juga legislator DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto dan pejabat setempat.

Seusai menandatangi prasasti, Bupati meletakkan batu pertama pada pembangunan kolam renang dewasa di Agrowisata dengan ukuran 20 meter x 10 meter x 1,2 meter di Dukuh Toro RT 008, Kaliwedi, Sragen.

Peletakan batu pertama dilakukan dengan memasukkan material pasir dan semen yang sudah diaduk ke dalam kolom besi sebagai fondasi kolam. Selain itu, Bupati juga menyerahkan bibit tanaman kelengkeng kepada perwakilan warga untuk pengembangan kebun kelengkeng.

Baca Juga: Wali Kota Gibran Sebut Flyover Purwosari Solo Kurang Sempurna, Ini Alasannya

Berstandar Internasional

Kepala Desa Kaliwedi, Gondang, Sragen, Daryono, saat ditemui wartawan, Jumat, menjelaskan waterboom ini dikelola BUM Desa Karya Mandiri. Ia mengatakan setelah waterboom selesai akan dilanjutkan dengan pembangunan kolam renang dewasa dengan total anggaran sampai Rp750 juta pada 2021.

Kemudian, Daryono melanjutkan untuk 2022 akan menyelesaikan pembangunan kolam berstandar internasional dengan ukuran 25 meter x 50 meter dan kedalaman 2,5 meter.

“Nantinya ada permainan anak, gazebo, dan tanaman. Konsep kami memang menjadikan lokasi ini sebagai wisata agorbisnis. Ada wisata gowes yang keliling desa dengan melihat kebun kelengkeng, tanaman melon milenial di empat unit green house, produk UMKM, ternak kambing, ternak sapi. Juga ternak lele sebagai pendukung pengembangan agrowisata, serta usulan kelompok wanita tani,” ujarnya di Kaliwedi, Sragen.

Baca Juga: Puluhan Sekolah Sragen Simulasi PTM, Begini Aturan Dari Satgas Covid-19

Daryono menyampaikan BUM Desa belum banyak menyumbang pendapatan asli (PA) desa karena masih banyak pengembangan unit usaha. Selama ini, terangnya, sumbangan PA Desa baru Rp20 juta meskipun sebenarnya potensinya bisa lebih dari Rp100 juta.

Dalam penanggulangan Covid-19 di desa pun, Daryono tinggal mengandalkan pendanaan dari BUM Desa yang dirintis sejak 2013 itu. “Kaliwedi tidak kalah dengan Dayu Park,” ujarnya.

Sementara Yuni, sapaan Bupati Sragen, mengapresiasi Kaliwedi yang memiliki kepala desa yang banyak inovasi yang didukung semangat warganya yang kompak. Yuni tidak menyangka Kaliwedi bisa membangun aset yang cukup besar berupa agrowisata di Sragen.

Baca Juga: 47 Sepeda Motor Disita Polisi di Panularan Solo Akhirnya Dikembalikan

Hubungan Simbiosis

Ia melihat ada sinergisitas antara kepala desa dengan para legislator dalam pengembangan desa. Yuni mengatakan hubungan simbiosis desa dengan wakil rakyatnya itu bukan termasuk politik transaksional karena tidak ada jual beli suara.

Karenanya ia berpendapat politik transaksional itu yang mencederai demokrasi dan menjadi sorotan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Saya optimistis Kaliwedi ini bisa berkembang dengan baik sepanjang masyarakat mendukung. Seandainya di Sragen ada 10 kades seperti Kades Kaliwedi itu, akan banyak desa yang memiliki produk unggulan dan inovasi. Desa akan berpacu untuk mengembangkan BUM Desa,” jelasnya.

Baca Juga: Bergulir April, Pelaku UMKM Sukoharjo Dipastikan Dapat Bantuan Subsidi Bunga Pinjaman 50%

Yuni menambahkan ke depan dana alokasi umum (DAU) terus berkurang dan tentu akan berimbas terhadap dana desa (DD). Karena itu sudah saatnya desa mandiri lewat BUM Desa.

Yuni tidak masalah ketika Kaliwedi bisa mengalahkan Dayu Park. Yuni justru senang bila konsep Dayu Park digunakan dalam pengembangan desa. Semakin banyak ilmu yang ditularkan, tutur Yuni, akan semakin banyak pahalanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya