Solopos.com, MADIUN – Pondok Pesantren Al Mujaddadiyah, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, memulangkan ratusan santri di tengah pandemi corona. Kendati demikian, para santri tetap dibebani kewajiban berupa ngaji online.
Pemulangan santri itu merupakan langkah ponpes mendukung kebijakan pemerintah yakni bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Sebelum dipulangkan, ratusan santri di Kota Madiun itu disemprot cairan antiseptik untuk mencegah penularan virus.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Prediksi Tim UGM Jogja: Kasus Positif Corona Indonesia Maksimal 6.174, Bisa Reda Juni 2020
Ponpes menetapkan libur terkait wabah corona ini cukup panjang, yakni hingga setelah Lebaran 2020. Untuk kegiatan Ramadan juga ditiadakan dan hanya dilakukan secara online.
Selama berada di rumah, kegiatan mengaji masih akan terus dilakukan secara online melalui Facebook. Sehingga para santri selama di rumah juga melakukan kegiatan belajar kitab seperti biasa.
Pria Pasar Kliwon Solo Kesetrum Listrik Tegangan Tinggi Saat Bersihkan Rumah Tetangga
Pengurus Ponpes Al Mujaddadiyah Madiun, Siti Saroh, mengatakan ada sekitar 200 santri yang dipulangkan karena Covid-19 ini. Pemulangan para santri ini dilakukan beberapa tahap.
Untuk Selasa ini, para santri dari wilayah Madiun Raya dan beberapa daerah lain dipulangkan secara bersamaan. Khusus bagi santri asal Kabupaten Magetan akan dipulangkan pada Rabu (1/4/2020), karena Magetan merupakan zona merah Covid-19.
Warga China Ucapkan Selamat saat Kasus Corona di AS Tembus 100.000, Meledek?
Sehingga penjemputan santri tidak disamakan dengan santri dari berbagai daerah. “Hari sebelumnya, santri dari luar Jawa sudah dipulangkan,” kata dia.
Istigosah
Sebelum dipulangkan, Ponpes Al Mujaddadiyah ini memberlakukan penutupan. Para wali santri maupun orang luar tidak diperbolehkan untuk bertamu di pondok. “Selama masa penutupan. Para santri melakukan berdoa bersama, istigosah, supaya wabah ini segera berakhir,” kata Saroh.
Sidang Online Perdana di Sragen: Hakim dan Jaksa Harus Teriak-Teriak Karena Suara Tak Jelas
Saroh menyampaikan santri hanya diperbolehkan dijemput menggunakan kendaraan pribadi, bukan kendaraan umum. Karena kendaraan umum sangat rawan persebaran virus corona.
Curhat Pedagang Pasar Tradisional Solo di Tengah Pandemi: Pasrah, Libur Gak Bisa Makan