SOLOPOS.COM - Aksi warga saat memprotes limbah batu bara PLTU PT S2P di Cilacap, akhir September lalu. (Semarangpos.com-Walhi Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, meminta PLTU milik PT Sumber Segara Primadaya (S2P) yang terletak di Kelurahan Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah serta membangun dome atau kubah penyimpanan batu bara.

Beberapa waktu lalu, PLTU yang sebagian sahamnya dikuasai anak perusahaan PLN, PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) itu sempat  didatangi warga Dusun Winong, Slirong, Cilacap. Massa memprotes PLTU karena debu dan bau batu bara yang mengganggu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ganjar pun mengaku sudah mengetahui protes warga itu. Oleh karenanya, ia pun meninjau langsung PLTU Karangkandri, Kamis (24/10/2019).

“Komplainnya kemarin ada satu-dua debu batu bara. Kedua, bau tempat penyimpanan batu bara. Hampir seluruh teknologi yang dipakai di industri ada komplainnya. Pabrik, PLTU, kawasan industri ada. Kita coba mengeliminasi risiko termasuk yang sifatnya sosial, pencemaran, dan sebagainya,” ujar Ganjar.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Gerah Hirup Debu Batu Bara PLTU, Warga Desa Winong Cilacap Gelar Aksi Teaterikal

Untuk debu, Ganjar mengatakan dirinya telah menginstruksikan PLTU membenahi sistem pengiriman yang lebih cepat dan penyiraman yang lebih intens. Menurut Ganjar, debu tersebut berasal dari limbah batu bara yang sebenarnya telah dibeli pabrik semen. Oleh karena pengirimannya tidak bisa langsung selesai, maka limbah ditaruh di tempat penampungan yang dekat dengan permukiman warga.

“Itu ternyata ada yang menerima atau membeli, yakni pabrik semen. Tapi karena sistem delivery-nya membutuhkan waktu dan belum beres, disimpan di sini [TPS]. Tapi, karena kemarin kemarau debunya terbang ke mana-mana dan dikomplain,” jelas Ganjar.

Sementara terkait bau batu bara yang menyengat, Ganjar sudah meminta PLTU untuk membuat dome atau kubah penyimpanan yang tertutup. Saat ini, PLTU yang memiliki kapasitas 1x600 MW itu sudah memiliki tempat penyimpanan batu bara, hanya saja dome tersebut tidak memiliki penutup.

Baca juga: PLTU Cilacap Sebabkan Polusi Udara, Ratusan Warga Geruduk Kantor Bupati

“Sekarang dibuatkan desain tempat penyimpanan yang tertutup. Ini solusi yang bisa diberikan. Mudah-mudahan tokohnya bisa diajak bicara dan mereka diajak melihat agar tahu ini untuk apa. Nah, di situlah edukasi diberikan,” katanya.

Selain itu untuk persoalan sumur-sumur warga yang mengering, Ganjar mengatakan telah diantisipasi dengan droping air dari PDAM.

“Kemari juga dikomplain sumur warga mengering. Maka PDAM masuk. Ini soal pengelolaan air bawah tanah. Ini di sebelahnya PLTU penduduk dan perbatasan. Nanti diperbanyak pohon saja di sini. Semakin banyak itu akan semakin membantu,” kata Ganjar.

Sementara itu, Direktur Teknik dan Operasional PLTU PT S2P, Irvan, mengaku siap melaksanakan instruksi Gubernur Jateng. Ia akan menutup tempat penyimpanan dan melakukan pengelolaan pengiriman batu bara dengan lebih baik.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya