Solopos.com, SOLO – Desain spanduk HUT ke-75 RI 2020 diprotes salah satu ormas di Solo lantaran dinilai memakai simbol salib. Hal tersebut juga disuarakan pengguna media sosial.
Desain yang diprotes adalah desain resmi yang dibuat pemerintah pusat. Menanggapi konroversi tersebut, Ali Mochtar Ngabalin dari Kantor Staf Presiden buka suara.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dia menegaskan desain di spanduk HUT ke-75 RI itu bukan salib. Penjelasan senada disampaikan pihak Kementerian Sekretariat Negara.
Dikabarkan Detik.com, Selasa (11/8/2020), konfigurasi yang dipermasalahkan mirip salib adalah supergraphic pada desain spanduk HUT ke-75 RI 2020. Supergraphic itu terdiri dari 10 elemen yang diambil dari dekonstruksi logo 75 tahun. Logo itu dipecah lagi menjadi 10 bagian yang merepresentasikan komitmen dan nilai luhur Pancasila.
Ini Astrid Suntani, Figur Baru yang Siap Lawan Gibran di Pilkada Solo 2020
Makna Supergraphic
Yang perlu digaris bawahi, supergraphic itu bersifat abstrak. Artinya, lambang itu tidak merujuk kepada simbol agama tertentu.
"Untuk pengaplikasiannya, supergraphic ini cukup fleksibel karena bersifat abstrak yang merupakan rakitan dari 10 pecahan tadi menjadi satu kesatuan utuh," demikian makna desain spanduk HUT ke-75 RI yang diprotes lantaran mirip salib.
Penjelasan itu bisa diakses di situs Setneg.go.id. Selain supergraphic, elemen yang wajib dicantumkan pada visual penggunaan adalah logo kemerdekaan ke-75 RI. Guratan angka 75 ini memiliki arti pemerataan ekonomi dan kualitas hidup, progres kerja dinamis, regenerasi, dan kerja yang konsisten.
Ada juga logo Bangga Buatan Indonesia yang dibuat dari gabungan logogram dan logotype dengan sentuhan modern. Logo Bangga Buatan Indonesia menggunakan warna merah dan putih sebagai warna utama untuk menunjukkan perasaan bangga membeli produk lokal.
Perjalanan Kasus Runtuhnya Bisnis Investasi Semut Rangrang di Sragen
Pemasangan Logo
Logo peringatan HUT ke-75 RI itu bisa diaplikasikan pada umbul-umbul, poster, billboard, spanduk, media sosial, gambar profil, maupun merchandise. Adapun elemen yang dipasang meliputi logo 75 Maju Indonesia, supergraphic, dan Bangga Buatan Indonesia.
Sebagai informasi, logo tersebut sempat diprotes salah satu ormas di Solo. Protes itu disampaikan melalui Pemkot Solo.
"Sudah kami sampaikan kepada Pemkot Solo agar sebaiknya mengganti desain spanduk tersebut dengan desain lainnya," kata perwakilan ormas, Endro Sudarsono.
Jadi Jutawan, Mbah Minto Klaten Hidup Nyaman
Ali Mochtar Ngabalin
Menanggapi protes tersebut, Ali Mochtar Ngabalin, buka suara. Dia berharap masyarakat tidak berspekulasi macam-macam soal logo peringatan kemerdekaan RI pada 2020.
"Logo ini murni dan resmi asli, bukan salib. Ini adalah sebuah karya seni yang dibuat dan dilakukan oleh teman-teman, anak-anak Indonesia yang memiliki kemampuan karya seni yang luar biasa," kata Ngabalin dalam video yang dibagikannya kepada wartawan.
Dia mengimbau semua pihak saling menghargai. Menurutnya isu-isu berkaitan agama bisa menjadi ancaman di tengah pandemi Covid-19.
"Saya mau bilang juga, jangan-jangan nanti ada perempatan jalan, persimpangan di dekat rumahmu kau bilang lagi itu bentuk salib. Jangan kau jalanlah di atas salib itu karena dia berbentuk salib," kata Ngabalin.