SOLOPOS.COM - Seorang karyawan membungkus jenang setelah diiris di tempat produksi Jenang Ayu Niten, Dukuh Niten, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Jumat (15/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Eksistensi produk jenang ayu asal Klaten yang satu ini tak perlu diragukan lagi. Cita rasanya dinikmati dari generasi ke generasi.

Usia usaha keluarga itu seumuran Sumpah Pemuda yang diikrarkan hampir seabad lalu pada 1928. Namanya Jenang Ayu Niten, sesuai nama kampung jenang tersebut diproduksi di Dukuh Niten, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Proses produksi yang masih tradisional dilestarikan hingga kini tak lain menjaga cita rasa jenang ayu tersebut. Jenang Ayu Niten diproduksi menggunakan bahan alami, di antaranya gula jawa, santan, serta beras ketan.

Tak ada campuran bahan kimia pada proses produksi. Memasak adonan jenang menggunakan loyang berbahan tembaga dengan pembakaran masih menggunakan kayu bakar.

Baca Juga: Jenang Ayu Pacing Klaten Merambah ke Berbagai Negara

Saat ini, usaha keluarga itu diteruskan generasi kelima, yakni Valentinus Relung Adhiatma, 34. Silsilah pendiri Jenang Ayu Niten dimulai dari Niti, Marto Tinoyo, Y.M. Wignyo Wikarno, Albertus Sukaryanto, dan kini diteruskan Valen.

Valen meneruskan usaha itu sejak 10 tahun silam. Dia melanjutkan tongkat estafet usaha keluarga setelah ayahnya meningal dunia.

“Karena sudah menjadi warisan keluarga, saya juga sebagai penerus, ya akhirnya meneruskan,” kata Valen saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/4/2022).

Baca Juga: Mengintip Produksi Jenang Ayu Klaten, Jadi Oleh-Oleh ke Berbagai Negara

Valen tak mengubah tradisi produksi jenang ayu, termasuk resep yang sudah dilestarikan secara temurun. Cita rasa jenang pun masih dipertahankan hingga kini.

Begitu pula dengan peralatan memasak yang masih tradisional. Bahkan, loyang yang digunakan untuk memasak adonan disebut-sebut sudah ada sejak awal tempat usaha itu berproduksi.

“Loyang mungkin sudah berumur puluhan tahun dan sampai sekarang belum pernah ganti. Ada 20 loyang. Yang digunakan dua loyang. Lainnya cadangan dan semua masih bisa difungsikan. Bahannya dari tembaga,” kata Valen.

Baca Juga: Ndhudhah Piwulang Jenang

Valen mengelola usaha jenang dibantu delapan karyawan. Saban hari, dapur produksi itu mengepul mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Rata-rata per hari, tempat produksi di rumah dengan nuansa klasik itu memproduksi 60 kilogram jenang ayu. Jumlahnya meningkat ketika momen menjelang Lebaran seperti saat ini.

Valen menjelaskan hingga kini masih banyak pelanggan setia yang menikmati Jenang Ayu Niten. Mereka berasal dari berbagai daerah.

Masih mempertahankan resep turun temurun serta cita rasa jenang ayu disebut-sebut membuat para pelanggan masih setia menikmati jenang ayu tersebut.
Soal pemasaran, dia menjelasakan jenang ayu dipasarkan ke wilayah Jogja, Solo, Klaten, dan sekitarnya. Paling jauh mencapai Jakarta dan Batam.

Baca Juga: Keren Pol! Ini 5 Tempat Bukber Terbaru di Janti Klaten

Mengikuti perkembangan teknologi komunikasi, pemasaran jenang memanfaatkan media sosial serta e-commerce.

“Untuk pemasaran kami titipkan ke toko-toko atau pasar. Ada juga secara online, termasuk melalui e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan sebagainya. Tetapi kami tidak buka cabang di tempat lain,” kata dia.

Dari generasi terdahulu, Jenang Ayu Niten pernah dipasarkan ke beberapa negara. Seperti ke Amerika serta Malaysia sebagai oleh-oleh.

Baca Juga: Legend! Satai Kambing Pak Kamto Jatinom Super Lezat

Valen mengatakan hingga kini tak ada varian rasa Jenang Ayu Niten. Namun, dia mengakui tak menutup kemungkinan ada varian rasa yang bisa dikembangkan tanpa meninggalkan resep keluarga.

Usaha Keluarga

Ibunda Valen, Dwi Atmanti, menjelaskan sebelum melanjutkan produksi Jenang Ayu Niten, Valen mendalami beberapa bidang kegiatan seperti pengolahan perak hingga pernah berlayar. Namun, Valen akhirnya memantapkan diri meneruskan usaha keluarga menjaga eksistensi Jenang Ayu Niten.

Salah satu warga Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi, Sukamta, 51, bangga dengan Jenang Ayu Niten lantaran sudah melegenda sejak 1928. Cita rasanya tak pernah berubah, tetap nikmat.



Baca Juga: Asale Sego Wiwit Khas Klaten dari Sesaji hingga Sajian Kekinian

“Jenang Ayu Niten menjadi salah satu yang mengangkat nama Wedi dan dikenal di luar daerah. Ketika menyebut jenang ayu, orang pasti akan ingat Niten, atau Wedi. Rasanya juga paten, tidak berubah sampai sekarang,” kata Sukamta.

Sukamta menjelaskan Jenang Ayu Niten sudah memberi lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Banyak mantan karyawan usaha jenang ayu itu kini membuka usaha jenang sendiri.

Hingga kini Jenang Ayu Niten masih menjadi oleh-oleh andalan ketika ada warga Klaten terutama Wedi pulang kampung atau kangen dengan cita rasa jenang tersebut.

Baca Juga: Ternyata, Ada Lo Resep Rahasia Sop Ayam Pak Min Klaten

“Kakak kandung saya yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat itu saat menjelang Idul Fitri seperti ini atau saat Natal sering minta dikirimi Jenang Ayu Niten,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya