SOLOPOS.COM - Ilustrasi gandum (polahidupsehat.web)

Solopos.com, SOLO – Invasi Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) diprediksi akan sangat berpengaruh ke bidang ekonomi khususnya impor dan dua negara itu dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Dilansir dari bisnis.com kekhawatiran dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap Indonesia disebut cukup besar terutama terkait pasokan gandum karena Indonesia merupakan importir gandum terbesar di dunia yang salah satunya didapatkan dari Ukraina. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan impor Indonesia sebesar US$1,01 miliar terhitung pada Januari-November 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara detail Trading Economics mencantumkan data mengenai barang impor Indonesia yang didapatkan dari Ukraina pada tahun 2020 dengan nilai tertinggi berupa, sereal yang mencapai nilai US$ 710,42 juta, besi dan baja US$ 214,64 juta, gula dan kembang gula US$ 8,34 juta, produk penggilingan, malt, pati, inlin, gluten gandum US$ 6,13 juta, mesi, reactor nuklir, boiler US$ 5,05 juta, kopi, teh, mete dan rempah-rempah US$ 2,46 juta.

Baca Juga: Rusia Gempur Kota Dekat Kiev dengan Rudal, Ukraina Tolak Berunding

Ekspedisi Mudik 2024

Hal tersebut belum termasuk dengan barang lain baik berupa makanan, peralatan, barang mentah, barang jadi, produk hewani, maupun produk nabati selama tahun 2020. Dalam segi ekspor Indonesia, invasi ini juga diperkirakan akan berpengaruh, terlebih lagi Indonesia juga mengekspor beberapa barang ke Ukraina dan Rusia.

Melansir Bisnis yang mengutip data Bloomberg Jumat (25/2/2022) pukul 12.35 WIB, harga gandum (CBOT) telah menembus US$942.75 per bushel untuk pengiriman Mei 2022. Sementara, harga minyak Brent telah menembus US$101.24 per barel.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) masih menimbang rencana untuk menaikan harga pangan olahan berbahan baku gandum menyusul terhambatnya pasokan impor akibat perang Rusia-Ukraina. Adapun, Gapmmi melaporkan ketersediaan gandum untuk industri olahan relatif dapat terjaga hingga satu bulan ke depan.

Baca Juga: Perempuan Politikus PKB Ini Kecam Invasi Rusia ke Ukraina

Antisipasi Kenaikan Harga

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan sebagian besar produk makanan olahan gandum dalam negeri seperti mie, tepung terigu, roti hingga kue tergantung pada impor dari Ukraina. Sementara itu, ongkos energi sepenuhnya ditentukan oleh pasokan Rusia.

“Perkiraan saya kalau ini berlangsung lama akan berdampak pada kenaikan harga produk makanan olahan dan ongkos energi yang harus segera kita antisipasi,” kata Adhi melalui sambungan telepon, Jumat (25/2/2022).

Kendati demikian, Adhi memastikan pengusaha belum bereaksi menanggapi kenaikan harga bahan baku itu di tingkat internasional. Menurut dia, kenaikan indeks harga bahan baku pada perdagangan internasional itu belum tercermin langsung pada harga produk olahan di tingkat konsumen.

Baca Juga: Protes Invasi ke Ukraina, Polandia dan Swedia Tolak Tanding Lawan Rusia

“Memang ada respons kenaikan secara spontan termasuk minyak bumi tapi kenaikan-kenaikan harga itu belum langsung tercermin ke transaksi di riil itu karena kita masih punya stok, mudah-mudahan perang ini tidak lama,” kata dia.

Hanya dia memastikan, inflasi akibat kenaikan harga pangan dan olahannya tidak bakal terhindarkan pada tahun ini. Alasannya, sebagian besar produsen sudah mulai menaikan harga jual mereka seiring dengan pemulihan daya beli masyarakat pada awal tahun ini.

“Akhir 2021 kenaikan bahan baku, energi dan logistik luar biasa banyak produsen mulai menaikan harga dan kebanyakan diumumkan awal 2022, oleh karena itu inflasi akan kelihatan pada tahun ini,” kata dia.

Baca Juga: Perempuan Politikus PKB Ini Kecam Invasi Rusia ke Ukraina

Sebelumnya, mantan anggota Ombudsman Ri Alvin Lie mengigatkan bahwa harga gandum dan turunannya berisiko melonjak karena kedua negara yang tengah berkonflik, Rusia dan Ukraina, adalah eksportir terbesar komoditas tersebut.

Berdasarkan data dari trademap.org, Indonesia secara konsisten mengimpor gandum dan meslin (kode HS 1001), dengan volume di atas 10 juta ton dalam kurun 2016 hingga 2020. Bahkan pada 2017, volume impor gandum Indonesia menembus 11,43 juta ton.

Berdasarkan data terbaru pada 2020, Indonesia mengimpor gandum dengan volume sebanyak 10,29 juta ton. Sementara itu, Turki mengimpor sebanyak 9,65 juta ton dan Mesir sebanyak 9,59 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya