SOLOPOS.COM - (Dari kiri-kanan) Anggota DPRD Boyolali Gamma Wijaya, Agus Sunaryo, Kepala Dispertan Boyolali Bambang Jiyanto, Anggota DPRD Agung Supardi dan Susetya Kusuma Dwi Hartanta menunjukkan batang padi jenis Inpari saat panen raya di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Selasa (5/10/2021). (Istimewa/Diskominfo Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI–Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali memprediksi Boyolali bakal memiliki surplus gabah hingga 44.000 ton pada akhir 2022. Posisi ini membuat stok ketersediaan bahan pangan di Boyolali tergolong aman.

Potensi surplus ini dihitung berdasarkan hasil panen raya padi di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Selasa (5/10/2021) pagi. Dalam panen padi jenis inpari seluas 146 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 9 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Produktivitas ini terbilang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produktivitas padi sawah di Boyolali pada 2019 mencapai 5,8 ton per hektare. Jumlah ini lebih tinggi dibanding 2018 yakni 5,6 ton per hektare.

Baca Juga: KPP Pratama Boyolali Wakaf Sumur Dalam Atasi Kekeringan di Wonosamudro

Kabupaten Boyolali pernah memiliki produktivitias padi tertinggi pada 2009 dengan skor 6,4 ton per hektare. “Sampai dengan akhir tahun nanti prediksi kita, kita bisa surplus 44 ribu ton. JAdi kita Insyallah aman,” kata Kepala Dispertan Boyolali, Bambang Jiyanto.

Bambang mengatakan panen raya kali ini melibat lahan persawahan di tiga desa. Dari 146 hektare yang dipanen, 80 hektare di antaranya berada di Desa Dibal. Sisanya, lahan beririsan di dua desa lain yakni Gagaksipat dan Sindon.

Apabila dihitung per hektare, rata-rata produktivitas gabah mencapai 9 ton GKP per hektare. Namun, apabila dihitung per ubin, produktivitasnya meningkat menjadi 13 ton GKP.

Baca Juga: Irigasi Kumuh di Kemasan Boyolali Disulap Jadi Tempat Budidaya Nila

Panen raya ini merupakan wujud kekompakan antara petani, kelompok tani, legislatif, dan Dinas Pertanian. Panen yang serentak diharapkan bisa ditiru oleh daerah lain lantaran memudahkan dalam menyeragamkan masa tanam. Kelebihan lainnya adalah pengendalian hama lebih mudah.

Anggota Komisi II DPRD Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta, yang hadir dalam acara panen raya itu mengapresiasi upaya para petani dan Pemkab Boyolali menjaga pemenuhan pangan khususnya padi.  Ia berharap lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 16.000 hektare di Boyolali terus dipertahankan.

“Pertahankan lahan LP2B ini karena ini mau tidak mau menjadi penyangga pangan nasional. Ini harus dipertahankan. Di Boyolali memang untuk lahan LP2B itu harga mati tidak boleh untuk digunakan untuk kegiatan atau sarana lainnya,” kata Susetya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya