SOLOPOS.COM - Ratusan santri dan pelayat berebut menggotong peti jenazah KH Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al Hikam, Cenggerayam, Malang, Jawa Timur, Kamis (16/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Wapres JK memimpin ribuan pelayat melepas KH Hasyim Muzadi dalam pemakaman di kompleks Pesantren Al Hikam, Kota Depok.

Solopos.com, DEPOK — Ribuan pelayat yang menghadiri upacara pemakaman KH Hasyim Muzadi di lingkungan Pesantren Al Hikam Kota Depok, melepas sang kyai besar itu ke tempat peristirahatan terakhir.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Jenazah Hasyim Muzadi tiba di rumah duka Kamis (16/3/2017) sore sekitar pukul 16.15 WIB disambut dengan duka cita. Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka dan disalatkan di Masjid Pesantren Al Hikam yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah duka.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memimpin langsung upacara pemakaman itu. Tak lama setelah tiba di lokasi pemakaman KH Hasyim Muzadi di Kukusan, Depok, JK langsung memasuki Masjid Pesantren Al-Hikam untuk melaksanakan salat jenazah. Terlihat di rombongan ialah Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, bersama jajaran dari Sekretariat Wakil Presiden dan Dewan Pertimbangan Presiden.

“Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya,” kata Wapres. Upacara pemakaman juga diiringi lagu “Gugur Bunga” yang membuat pelayat semakin hanyut dalam duka.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga mantan Ketua Umum PBNU tersebut tutup usia pada usia 72 tahun, pada Kamis pukul 06.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944. Dia adalah salah satu tokoh dan intelektual Islam utama Indonesia yang pernah menjabat ketua umum Nahdlatul Ulama dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.

Dikutip Solopos.com dari Wikipedia, Muzadi menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada 1950 sebelum melanjutkan pendidikan di Pondok Modern Gontor Ponorogo. Dia menuntaskan pendidikan tingginya di Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada 1969.

Kiprah organisasinya mulai dikenal ketika pada 1992 ia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Jabatan inimenjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua PBNU pada 1999. Suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada 1986 yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Di kancah politik, Muzadi resmi maju ke ajang Pilpres bersama Megawati Soekarnoputri pada 6 Mei 2004. Pasangan Megawati-Hasyim meraih 26,2% suara di putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) di putaran kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya