SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stunting (IST/LOMBOKita)

Upaya pencegahan dilakukan

Harianjogja.com, SLEMAN-Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Sleman menargetkan pada tahun ini persentase jumlah kasus balita stunting (tubuh pendek) di bawah 12%.  Untuk itu, sejumlah upaya pencegahan sejak dini pun gencar dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Sleman Bambang Suharjana mengatakan, dari rata-rata 60.000 hingga 70.000 balita per tahun, 11%-12% di antaranya menderita stunting. Pada 2017 dari total sekitar 69.000 balita yang ada di Sleman ada 11,9% atau sekitar 8.211 balita yang mengalami stunting.

Ekspedisi Mudik 2024

Angka tersebut diakuinya memang lebih tinggi dari kasus 2016 yang terdapat 11,81% balita menderita stunting. “Untuk itu tahun ini kami targetkan jumlah kasus stunting di bawah 12%. Dan kami berharap bisa lebih rendah dari kasus 2017,” kata dia kepada Harianjogja.com, Jumat (26/1/2018).

Untuk memenuhi target tersebut sejumlah upaya pun kini dilakukan. Salah satunya dalah dengan melakukan monitoring ibu hamil yang ada di seluruh kecamatan. Monitoring bakal dilakukan dari semua unsur termasuk kondisi kesehatan ibu, berat badan ibu, hingga konsumsi makannya akan turut dipantau melalui ahli gizi di puskesmas ataupun di rumah sakit.

Setelah melahirkan seluruh balita juga akan dilakukan pemantauan melalui kader-kader di setiap Pos Pelayanan Keluarga Berencana-Kesehatan Terpadu (Posyandu). Dengan demikian, jika ditemukan kasus stunting, penanganannya dapat dilakukan sejak dini.  Sebab, memang untuk penanganan kasus stunting membutuhkan waktu yang lama, yakni minimal tiga bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya