Solopos.com, JAKARTA — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin (14/7/2014) pukul 15.00 WIB di Istana Negara, Jakarta, akan melantik mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Dino Patti Djalal, menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.
Situs resmi Setkab, Senin (14/7/2014) melaporkan Dino Patti Djalal akan menggantikan Wardana yang akan mengemban tugas baru sebagai duta besar.
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
Pria kelahiran Beograd, Yugoslavia pada 10 September 1965 ini memulai kariernya di Departemen Luar Negeri pada 1987. Dia telah menjalani berbagai penugasan, mulai dari Jubir Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur), Kepala Departemen Politik KBRI Washington, dan Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri.
Pria bergelar doktor hubungan internasional dari London School of Economics and Political Science ini juga pernah menjadi Juru Bicara Presiden bersama Andi Mallarangeng pada periode 2004-2009. Setahun kemudian, dia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS pada 10 Agustus 2010.
Selain melantik Wamenlu, SBY juga akan menghadiri peresmian Rumah Sakit Otak Nasional di Jl. MT Haryono, Jakarta Timur, sekitar pukul 10.00 WIB. Rangkaian kegiatan presiden diakhiri dengan memenuhi undangan buka puasa bersama di Kediaman Ketua DPD RI, Irman Gusman di Kuningan, Jakarta Selatan.
Perjalanan Karier
Dalam situs pribadinya, Dino menulis bahwa ia dilahirkan dalam sebuah keluarga diplomatik pada 10 September 1965 di Beograd, Yugoslavia. DinoPatti Djalal merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan Hasjim Djalal dan Jurni yang berasal dari Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat.
Ayahnya, Profesor Hasjim Djalal, adalah Duta Besar Indonesia untuk Kanada dan Jerman, dan pakar internasional tentang hukum laut. Hasjim Djalal adalah tokoh kunci dalam “konsep kepulauan”, inovasi hukum di wilayah laut yang secara dramatis dikalikan wilayah kedaulatan teritorial Indonesia. Konsep kepulauan ditolak dan ditentang oleh negara-negara lain ketika diumumkan oleh Indonesia pada 1957. Namun kini konsep itu merupakan bagian dari hukum internasional dan didukung sepenuhnya oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
1987 – Memulai karir di Departemen Luar Negeri, mulai dari Jubir Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur), Kepala Departemen Politik KBRI Washington, dan Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri.
2004-2009 Juru Bicara Presiden SBY, bersama Andi Mallarangeng.
2010 – Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
2014 – Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat