SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Tidak mudah menghapus dan mengalahkan para rentenir di masyarakat. Namun, untuk mengurasi ketergantungan masyarakat dan pedagang di pasar-pasar tradisional, Dinas Koperasi dan UMKM meminta agar koperasi mengikuti pola kerja para ‘rentenir’.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo, Niken Probo Laras menjelaskan, koperasi dan lembaga keuangan mikro harus berani berbenah dan mengganti pola kerja mereka. Langkah tersebut diharapkan mampu meminimalisasi pergerakan para rentenir yang menawarkan pinjaman lunak dengan bunga mencekik.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Pengelola koperasi harus merubah pola kerja seperti para rentenir. Harus sering jemput bola, dan menawarkan cara kerja rentenir. Maksudnya, mudah memberi pinjaman namun dengan tetap menggunakan bunga koperasi,” tantang Niken saat ditemui di kantornya, Kamis (20/10).

Niken mengakui, bunga tinggi para rentenir sangat mencekik. Dalam setahun, bunganya bisa mencapai 60 persen. Herannya, meski begitu pedagang dan masyarakat masih kerap menggunakan jasa para rentenir tersebut. Untuk mengurangi para rentenir, Dinas sudah berkomunikasi dengan tujuh koperasi di Pasar Wates.

Ketujuh koperasi yang dilibatkan, jelas Niken, terdiri atas Kipas Niaga Binangun, BMT Mitra Barokah, KSP Amor, KSP Karya Makmur, KSP Karya Mandiri, BMT Bangun Insani, dan BMT Dana Mandiri. “Dinas meminta pedagang yang sudah terjerat rentenir, dananya ditalangi koperasi untuk kemudian dijadikan nasabahnya. Jadi di take over dulu,” tukas Niken.(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya