SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><span><strong>Madiunpos.com, TULUNGAGUNG</strong> — Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, melibatkan apoteker dan sukarelawan dalam membentuk jejaring penyuluh (<em>agent of change</em>) di bidang kesehatan masyarakat. </span></p><p>Jejaring penyuluh bertugas memberikan pemahaman tentang obat-obatan yang boleh dan <a title="Meriahnya Nonton Reog dan Wayang Sembari Ngabuburit di Ponorogo" href="http://madiun.solopos.com/read/20180524/516/918099/meriahnya-nonton-reog-dan-wayang-sembari-ngabuburit-di-ponorogo">baik dikonsumsi masyarakat</a>.</p><p><span>"Kami libatkan seluruh apoteker untuk membantu memberikan pemahaman obat kepada masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Mochammad Mastur di Tulungagung, Jumat (25/5/2018).</span></p><p><span>PIhaknya juga melibatkan sukarelawan yang peduli kesehatan masyarakat.&nbsp;</span>Mereka secara berkala dikumpulkan dalam forum pembinaan di aula dinkes, ataupun saat berkeliling ke puskesmas-puskesmas.</p><p><span>"Melalui mereka, kami berharap masyarakat lebih tersosialisasikan untuk tidak sembarangan dalam mengonsumsi obat," ujarnya.</span></p><p><span>Ada dua hal yang menjadi penekanan Mastur.&nbsp;</span>Pertama, soal <a title="Catat! PPDB 2018 Kota Madiun Terapkan Jalur Prestasi dan Zonasi" href="http://madiun.solopos.com/read/20180522/516/917765/catat-ppdb-2018-kota-madiun-terapkan-jalur-prestasi-dan-zonasi">varian obat umum</a> dan obat yang boleh dan/tidak boleh dikonsumsi berdasar resep dokter.</p><p><span>Kedua soal penyimpanan obat yang tidak boleh terlalu lama.&nbsp;</span>"Data kami, masih ada sekitar 10 persen rumah tangga yang menyimpan obat bahkan mayoritas obat antibiotik yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter," katanya.</p><p>Mochammad Mastur mengatakan obat yang sudah selesai digunakan sebaiknya dibuang.&nbsp;Sebab ketika disimpan di dalam kulkas, durasinya tidak boleh lama.</p><p><span>"Kondisi setiap pendingin berbeda-beda. Kuman masih bisa saja masuk dan mengontaminasi obat. Ini yang bisa membuat obat berubah menjadi tidak baik," ujarnya.</span></p><p>Dia menambahkan jejaring penyuluh yang dibentuk diharapkan juga <a title="Yuk, Berburu Spot Foto Penuh Warna di Dam Jati Magetan " href="http://madiun.solopos.com/read/20180520/516/917344/yuk-berburu-spot-foto-penuh-warna-di-dam-jati-magetan">mampu memberi pemahaman</a> kepada masyarakat agar tidak sembarangan mengonsumsi obat berdasar persepsi subjektifitas masing-masing.</p><p><span>"Masyarakat harus diberi pengertian agar kalau sakit tidak mencari obat sendiri dan mengonsumsinya berdasar aturan sendiri. Itu bisa berbahaya, kontraproduktif untuk kesehatan," ujarnya.</span></p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p><p><span>&nbsp;</span></p>

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya