SOLOPOS.COM - Para pekerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) tengah diambil plasma darah untuk terapi convalescent pasien Covid-19 di Kantor PMI Kota Semarang, Sabtu (16/1/2021). (Istimewa-Pertamina JBT)

Solopos.com, BOYOLALI — Pelacakan warga yang berpotensi menjadi pendonor plasma darah konvalesen mulai dilakukan di Boyolali. Terapi plasma darah konvalesen menjadi salah satu alternatif untuk penanganan kasus Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan plasma darah konvalesen saat ini menjadi salah satu alternatif pengobatan untuk Covid-19. Selain itu bisa juga untuk pencegahan agar pasien yang kondisi belum parah tidak menjadi semakin parah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Plasma darah dari pendonor penyintas Covid-19 ini hanya menjadi salah satu terapi penunjang, di samping terapi yang lain. Antivirus juga penting,” kata dia kepada wartawan, Jumat (22/1).

Inspiratif! 30 Pegawai Pertamina Donorkan Plasma Darah untuk Pasien Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

Sedangkan untuk mendapatkan plasma darah konvalen, berlu adanya pendonor dari warga yang sudah pernah terinfeksi Covid-19. “Ini hanya bisa didapatkan dari pendonor yang sudah pernah terinfeksi Covid-19. Jadi warga yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 ini saatnya untuk beramal kepada masyarakat melalui plasma darah konvalensen,” lanjut dia.

Untuk itu saat ini di Boyolali pun telah dilakukan upaya pelacakan warga yang berpotensi sebagai pendonor plasma darah konvalesen. “Data yang kami punya, sudah kami serahkan ke PMI untuk diseleksi berdasarkan kriteria yang ada. Ditemukan sekitar 900 orang yang sesuai kriteria,” jelas Ratri.

Positif Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin, Ini Penyebabnya Versi Vaksinolog

Ini Kriterianya

Ada beberapa kriteria untuk menjadi pendonor plasma darah, di antaranya dari segi usia, jenis kelamin, kesehatan, hingga ketersediaan anti bodi di dalam tubuhnya. Dari segi usia, orang yang sudah dewasa, dengan batas maksimal 60 tahun. Kemudian untuk jenis kelamin, diutamakan dengan jenis kelamin laki-laki.

“Kalau darah perempuan ternyata mengandung satu anti bodi yang akan berdampak ke penerima plasma darah. Jadi untuk perempuan masih harus disaring lagi, dia harus belum punya anak. Kalau belum pernah punya anak masih ada kemungkinan,” kata dia.

Beda Vaksin Covid-19 dan Terapi Plasma Konvalesen

Selain persyaratan itu, juga perlu diperhatikan syarat donor lainnya, seperti kesehatan, tekanan darah, dan sebagainya. Kemudian yang tidak kalah penting adalah keberadaan anti bodi dalam darahnya. “Anti bodi yang bagus itu adalah yang diperiksa rapid anti bodi dengan Imunoglobulin G masih reaktif. Jadi justru sekarang yang reaktif harus dicari. Reaktif dari pemeriksaan rapid anti bodi,” jelas dia.

Untuk itu dari sekitar 900 warga yang berpotensi menjadi pendonor plasma darah konvalesen, masih harus dites untuk melihat anti bodinya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya