SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Dinkes Klaten memprediksi jumlah penderita leptospirosis akan meningkat.

Solopos.com, KLATEN–Jumlah penderitaleptospirosis yang bersumber dari air kencing tikus di Klaten berpotensi mengalami peningkatan signifikan. Berbagai gejala yang ditimbulkan dari jenis penyakit ini, seperti demam, nyeri di ulu hati, dan linu di bagian sendi, betis, dan paha.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, jumlah penderita leptospirosis di Klaten 2015 mencapai 26 kasus. Di periode Januari-September 2016, jumlah penderita leptospirosis sudah mencapai 21 kasus. Jumlah ini diprediksi akan meningkat lantaran kondisi Negara Indonesia, termasuk di Klaten tergolong agraris.

“Penyakit ini bisa disebabkan dari air kencing tikus. Banyak petani yang bekerja di sawah tidak melengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD), seperti sepatu bot. Saat kondisi kaki terkena rangen atau kutu air, bakteri bisa masuk melalui luka itu. Jika sudah terserang, segera laporkan ke Puskesmas agar tidak berbahaya,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Herry Martanta, kepada Solopos.com, Jumat (30/9/2016).

Herry mengatakan berbagai upaya untuk mencegah berkembangnya penyakit leptospirosissudah dilakukan jauh-jauh hari. Hal itu seperti menggencarkan sosialisasi ke masyarakat melalui pemerintah desa (pemdes) dan mendorong setiap petugas Puskesmas rajin terjun ke masyarakat guna memberikan wawasan tentang bahaya penyakit tersebut.

“Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui jenis penyakit ini. Makanya, perlu diingatkan terus. Kalau tidak segera ditangani, jenis penyakit ini bisa mematikan [gejala awal seperti orang terserang masuk angin]. Di Klaten belum ada penderita yang meninggal dunia. Penyakit ini bisa menyerang manusia di sawah dan di rumah,” katanya.

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, mengatakan masa inkubasi penyakit tersebut mencapai dua pekan. Membiasakan diri memiliki pola hidup bersih dan sehat dapat terhindar dari jenis penyakit leptospirosis.

“Bagi petani segera mencuci kaki dan tangan setelah beraktivitas di sawah. Yang di rumah, juga harus menjaga diri agar kondisi rumah tetap bersih dan tidak terkena air kencing tikus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya