SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, membagikan masker kepada pengungsi di eks gedung SD Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jumat (13/11/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten akan menggelar rapid test massal di barak pengungsian di lereng Gunung Merapi. Uji cepat ini untuk memudahkan tenaga kesehatan (nakes) dalam melakukan screening para pengungsi dan pihak lain terkait.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan setelah rapid test akan dilanjutkan dengan swab test jika ada yang hasilnya reaktif. Dinkes akan berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jogja dalam langkan screening ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Ini dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di barak pengungsian. Selama ini sudah ada 40 warga yang menjalani swab. Hasilnya masih menunggu. Kami berencana melaksanakan rapid test serentak. Jadwalnya, kira-kira setelah hasil swab 40 orang itu diketahui," kata Anggit, kepada Solopos.com, Selasa (17/11/2020).

Tambah 26 Sehari, Pasien Covid-19 di Klaten yang Sembuh Jadi 999

Lebih jauh, terkait pencegahan penyebaran COovid-19 secara umum , Sigit memaparkan Dinkes telah merencanakan screening minimal 1 persen dari total jumlah penduduk Klaten. Saat ini populasi di Klaten mencapai 1,3 juta jiwa.

"Total spesimen yang diperiksa di Klaten, minimal 13.536 spesimen. Itu harapan minimal kami. Hingga sekarang, yang sudah diperiksa mencapai 11.163 spesimen," kata Anggit Budiarto.

Wajid Terapkan Protokol Kesehatan

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar, mengimbau masyarakat, termasuk para pejabat, yang datang ke barak pengungsian untuk menaati protokol pencegahan Covid-19. Yakni memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan sering mencuci tangan pakai sabun.

Murid di Daerah Rawan Bahaya Erupsi Merapi Tetap Ikuti Pembelajaran Daring

"Di tengah kondisi seperti ini, yang perlu diwaspadai tak hanya dampak erupsi Gunung Merapi. Tapi juga pencegahan persebaran virus corona, soalnya masih berlangsung pandemi Covid-19. Jangan sampai ada klaster di barak pengingsian," katanya.

Jumlah pengungsi di Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, hingga, Senin (16/11/2020) pukul 21.00 WIB, sebanyak 76 orang. Para pengungsi berasal dari Dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan. Sementara pengungsi di Balerante di kecamatan yang sama mencapai 277 orang. Para pengungsi berasal dari Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, Sukorejo, dan Ngelo.

"Di Sidorejo belum ada pengungsian. Tapi, kami sudah berupaya menyekat barak pengungsian di kawasan rawan bencana (KRB) III itu [Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo]," kata Sip Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya