SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Banyumas–Tim survei dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengambil sampel air dan kotoran korban diare, menyusul mewabahnya penyakit itu di Desa Pamijen, Kecamatan Sokaraja, Banyumas, yang mengakibatkan enam penderita meninggal dalam sepekan.

“Kami telah mengambil sampel air dari sumur-sumur warga, dan dua sungai, Sungai Arca dan Sungai Pelus, untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Semarang,” kata seorang petugas survei Indah Manutsih di Banyumas, Sabtu (24/10).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Namun, kata dia, kesimpulan dari hasil survei tersebut baru dapat diketahui satu minggu lagi. karena saat ini tim survei hanya mengambil sampel air dan kotoran warga yang menderita diare.

Menurut dia, air dari dua sungai yang melintasi Desa Pamijen ini diduga sebagai penyebab terjadinya diare massal tersebut.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Juli Krisdianto mengatakan terjadi keterlambatan dalam koordinasi dan penanganan oleh Dinas Kesehatan setempat.

“Memang terjadi keterlambatan dalam koordinasi dan penanganan. Saya maupun dinkes baru menerima laporan ini kemarin (Jumat),” kata Juli saat menemui para korban diare di Desa Pamijen.

Sebanyak enam warga di lingkungan RW 02 Desa Pamijen meninggal dunia akibat diare atau muntaber.

Tiga warga di antaranya meninggal dunia pada Jumat (23/10) lalu, yakni Tisem, Darsini, dan Suwarni, sedangkan lainnya meninggal dua-tiga hari sebelumnya, yaitu Ridem, Juneng, dan Samuraji.

Hingga saat ini ada 69 warga yang melaporkan jika terserang diare, sedangkan 10 warga yang dirawat di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya