SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga mengkritik kegiatan penyerahan Kartu Indonesia Sehat dan sertifikat tanah yang digelar Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, di 25 kecamatan, 2-17 September lalu. Pasalnya, kegiatan di tengah pandemi Covid-19 itu menimbulkan kerumunan orang di setiap lokasi.

Kegiatan tersebut menjadi pergunjingan sejumlah warga Wonogiri. Kritikan juga banyak disampaikan melalui grup Facebook komunitas warga Wonogiri yang beranggotakan ribuan pengguna akun, Kamis (17/9/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Urus Perizinan Ke Polisi, Inisiator Balap Lari Solo Ingin Buka Kelas Wanita dan Kelas Berat

Ekspedisi Mudik 2024

Perbincangan warga Internet atau warganet mengenai hal itu dipicu unggahan foto kegiatan yang melibatkan banyak orang disertai keterangan bahwa acara tersebut digelar Bupati. Warga Desa Purworejo, Kecamatan Wonogiri, Witanto, menilai Bupati selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri memberikan contoh yang kurang bijaksana lantaran menggelar kegiatan tatap muka berskala besar.

Di saat warga tak boleh berkerumun atau tak boleh menggelar kegiatan yang dihadiri lebih dari 30 orang, Bupati justru mengumpulkan ratusan orang dalam satu lokasi. Bahkan, kegiatan itu digelar secara bergiliran di seluruh kecamatan. Witanto menilai kegiatan itu tak sejalan dengan kampanye pencegahan penularan Covid-19 yang selama ini disuarakan.

“Ini memberi contoh yang kurang bijaksana. Hajatan dalam skala besar saat ini belum dibolehkan. Ini Ketua Gugus Tugas malah mengumpulkan ratusan ketua RT [rukun tetangga] setiap lokasi kegiatan,” kata Witanto saat dihubungi Solopos.com, Jumat (18/9/2020).

Tanpa Kegiatan Formal

Dia mempertanyakan mengapa Bupati harus mengumpulkan banyak orang, padahal kegiatannya hanya menyerahkan Kartu Indonesia Sehat atau KIS dan sertifikat tanah program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap atau PTSL. Menurut Witanto, KIS dan sertifikat tanah mestinya bisa dibagikan oleh pihak terkait yang mengurusi tanpa melalui kegiatan formal seperti itu.

“Saya sebagai ketua RT juga diundang waktu kegiatan di gelar di Kecamatan Wonogiri. Saya datang. Di lokasi ada ratusan orang yang duduk berdekatan. Ada yang memakai masker, ada juga yang tidak. Karena ramai sekali saya memutuskan pulang karena khawatir terjadi hal-hal tak diinginkan,” imbuh dia.

Wabup Sragen: Semua Bisa Bantu Satpol PP Tertibkan Pelanggar Protokol Kesehatan!

Pengamatan Solopos.com di Facebook, unggahan foto tentang kegiatan Bupati mendapatkan ratusan komentar. Pengguna akun Nada Nsr mengatakan peraturan hanya berlaku untuk kalangan bawah, tetapi tidak untuk kalangan atas. Pengguna akun lainnya, Najwa Naya menulis, wonogiri terserah dan demi pilkada.

Kegiatan Bupati digelar pagi hingga sore. Satu hari kegiatan digelar di dua lokasi dalam satu kecamatan, yakni di pendapa kantor kecamatan dan kantor desa. Kegiatan berdurasi lebih dari dua jam/lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya