SOLOPOS.COM - ilustrasi

BANTUL—Ulah rentenir dengan menarik bunga yang mencekik masih saja merajalala. Masyarakat sendiri, terkhusus pedagang justru lebih memilihnya karena mudahnya pencairan dana tanpa syarat yang ribet.

Laporan dari Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Projo Artha Sejahtera (PAS) pada laporan akhir tahunnya mencatat terdapat 10% dari total 898 anggota penerima manfaat terjerat rentenir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

ilustrasi

Manajer BMT PAS Andi Maryanto mengatakan alasan mereka menggunakan jasa rentenir karena proses yang mudah dan cepat. “Ini menjadi alasan pokok masyarakat masih bertransaksi dengan rentenir,” kata dia.

Di Pasar Piyungan, ungkap Ketua Karang Taruna Sri Mulyo Didik Joko Nugroho, rentenir beraksi mulai dari pagi sekitar pukul 04.30 hingga siang. “Setidaknya ada sekitar 20 rentenir,” urai dia.

Dana yang dipinjam pedagang menurut Didik bervariasi, mulai dari Rp500.000 hingga Rp1 juta dengan bunga hingga mencapai 60% dalam jangka waktu 100 hari.

Karena tingginya bunga pinjaman, diketahui terdapat pedagang yang hanya mampu membayar bunganya saja, sementara warungnya bangkrut untuk melunasi pinjaman pokoknya.

“Kami baru melacak siapa pedagang yang terjerat rentenir sebab kabarnya sampai ada yang stres. Kami baru dapat kabar minggu ini,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, Didik mengatakan sejak April 2011 lalu karang taruna membuka lembaga keuangan mikro di pasar, tapi jumlah pinjamannya masih dibatasi sampai Rp300.000 karena terbatasnya modal.

Berbeda dengan rentenir, bunga atas hutang dinamakan bagi hasil sebesar lima persen dalam jangka waktu 100 hari. “Misal kalau pinjam Rp100.000, total pengembalian 105.000, yang dibayarkan harian. Saat ini tercatat baru ada 25 nasabah,” kata dia.

Terpisah,Kepala Dinas Perdagangan,Perindustrian dan Koperasi Bantul Fenty Yusdayati mengatakan untuk mengurangi korban rentenir pada 2011, Dinas telah memberikan bantuan kepada koperasi dilima pasar masing-masing Rp25 juta.

Tapi untuk awal tahun ini, tahun ini tidak ada koperasi yang mengajukan permintaan bantuan lagi. “Kalau nanti ada, akan kami teruskan di APBD perubahan dan atau untuk tahun anggaran 2013,” pungkas Fenty. (HARIAN JOGJA/Andreas Tri Pamungkas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya