SOLOPOS.COM - Sepeda motor listrik hasil konversi di RWIN Development Solo yang dimiliki Rubiyanto Hadi Purnomo. Foto diambil Selasa (7/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Kota Solo mempertimbangkan untuk melakukan konversi motor listrik miliknya karena dinilai lebih hemat untuk penggunaan jangka panjang.

Hal ini diungkapkan oleh warga Jebres, Solo, Muhammad Aldi Setyawan. Dengan biaya konversi motor listrik Rp12 juta dan apabila memperoleh subsidi Rp7 juta, serta ongkos pembelian energi yaitu pembayaran listrik yang dinilai lebih hemat lima kali lipat dibandingkan dengan membeli bahan bakar minyak (BBM) tentu hal ini patut dipertimbangkan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Kalau untuk penggunaan jarak dekat menurut saya bisa, tapi saya belum tertarik konversi motor listrik, soalnya pengisian daya belum tersebar merata, apalagi di Jawa Tengah. Kurang fleksibel saja ketika penggunaan jarak jauh atau dipakai non-stop,” ujar Aldi, pada Selasa (7/3/2023).

Biaya konversi motor listrik yang berada di kisaran Rp12 juta dengan subsidi Rp7 juta menurutnya worth it, tapi dengan catatan harus dengan subsidi ia rela melakukan konversi motor listrik. Namun ketika tanpa subsidi dan harus mengeluarkan Rp12 juta, ia menjadi tidak berminat.

“Daripada konversi [tanpa subsidi], mendingan beli baru dan motor lama tetap utuh. Konversi motor listrik ini mungkin sebagai upaya pemerintah mengurangi beban BBM, karena mesin setelah konversi bakal dihancurkan, makanya ada iming-iming subsidi, padahal fasilitas untuk kendaraan listrik di Indonesia belum merata,” papar Aldi.

Hal berbeda diungkapkan oleh Haerudin Soyan Pratama. Ia mengaku tertarik dengan konversi motor listrik yang bersubsidi ini. “Semisal saya sepekan butuh bensin Rp50.000, kalau bayar listrik cukup Rp10.000 per pekan. Misalkan sepekan Rp500.000, jadi Rp100.000 dengan konversi, setahun hanya butuh Rp1,2 juta,” ujar Haerudin.

Menurutnya tanpa dengan subsidi, konversi sepeda motor listrik ini tetap menguntungkan untuk jangka panjang. “Cuma memang di awal aja mahal,” papar Haerudin.

Dilansir dari Bisnis.com, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi sejumlah syarat kepada masyarakat untuk dapat menerima insentif konversi sepeda motor berbasis BBM ke motor listrik. Selain kapasitas mesin, usia motor juga akan ikut dipertimbangkan untuk dapat menerima insentif tersebut.

Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, batas atas usia motor yang bakal diberi insentif berada di rentang 7 tahun hingga 10 tahun.

“Jadi jangan terlalu tua juga, nanti proses di belakangnya itu enggak lulus karena ini harus diperiksa lagi seakan-akan motor baru, harus disertifikasi di Balai Kementerian Perhubungan, harus dilihat STNK, dicek lampu, semua akan dicek ulang,” kata Dadan selepas konferensi pers awal tahun di Ditjen Gatrik ESDM, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Selain itu, kata Dadan, kementeriannya juga mengusulkan sasaran penerima insentif difokuskan untuk motor dengan kapasitas mesin di atas 100 cubical centimer (CC). Alasannya, populasi motor dengan kapasitas mesin itu relatif banyak di tengah masyarakat.

Di sisi lain, baterai yang akan diizinkan untuk digunakan berjenis lithium dengan kapasitas daya di kisaran 1,2 kilowatt per hour (kWh) hingga 1,5 kWh. “Di atas itu sebetulnya silahkan saja bayar sendiri, kami ingin menyasar pada populasi kendaraan motor yang paling banyak, supaya penyiapan bengkelnya seragam,” tuturnya.

Dengan demikian, program konversi motor listrik dapat dilakukan dengan masif dan cepat untuk mengimbangi konsumsi BBM yang makin tinggi saat ini. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana memastikan bahwa pemerintah akan memberikan insentif untuk mendorong akselerasi penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Salah satunya insentif berupa subsidi sebesar Rp7 juta, baik untuk pembelian sepeda motor baru maupun konversi motor listrik.

Penyaluran insentif untuk pembelian motor listrik baru dilakukan oleh Kementerian Perindustrian, sementara Kementerian ESDM menyalurkan insentif untuk konversi motor listrik. “Detailnya sedang kami matangkan agar pada saatnya memudahkan para pengguna atau penerima insentif dan pada saatnya karena ini uang rakyat juga kan perlu sangat hati-hati untuk nanti bisa dipertanggungjawabkan,” kata Rida dalam konferensi pers, Senin (30/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya