SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja memperbaiki jalan longsor di Desa Padas, Kecamatan Karanganom, Klaten yang menghubungkan dengan Kecamatan Jatinom di Klaten, Rabu (17/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Sejumlah pekerja memperbaiki jalan longsor di Desa Padas, Kecamatan
Karanganom, Klaten yang menghubungkan dengan Kecamatan Jatinom di
Klaten, Rabu (17/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

KLATEN – Jalan penghubung antara Desa Padas, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom dengan Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Kabupten Klaten di Desa Padas yang baru selesai dibangun kira-kira tiga bulan lalu, pada Senin (15/10/2012) malam longsor. Beruntung tak ada korban jiwa, namun kendaraan roda empat yang hendak melintas di kawasan itu harus memutar paling tidak 5 kilometer.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dinding talut itu baru saja selesai dibangun, tetapi entah kenapa kok ambrol. Sebelumnya talut yang baru saja dibangun itu juga rusak sehingga jalan longsor. Karena itu Dinas Pekerjaan Umum memperbaikinya, tetapi ketika hujan pertama Senim malam lalu, bangunan itu ambrol lagi,” ujar Kepala Desa Padas, Resianta ketika ditemui, Rabu (17/10/2012). Dia mengakui ambrolnya dinding talut sepanjang kira-kira 20 meter dengan tinggi 2 meter dan tebal 30 cm itu membawa berbagai macam dampak bagi warga setempat. Paling tidak kelacaran mobilitas warga akan terganggu.

Oleh sebab itu Resianta berharap longsornya salah satu jalur vital yang menghubungkan wilayahnya dengan Kecamatan Jatinom segera diperbaiki. Diharapkan kualitas bangunan yang akan dikerjakan mendarang itu jauh lebih bagus ketimbang yang ambrol lalu. Dia menduga ambrolnya dinding talut itu antara lain akibat buruknya kualitas bangunan. Akibanya, ketika tertimpa hujan, bangunan yang baru saja jadi itu tidak kuat menahannya.

“Kerusakan parah jalan di desa itu bisa membahayakan warga yang melintas, terutama saat malam hari karena minimnya penerangan. Padahal, sebelum ambrol jalan tersebut tergolong baru setelah tiga bulan lalu diperbaiki oleh DPU akibat kerusakan yang sama,” kata dia.

Sementara itu, koordinator pelaksana pembangunan, Sumanto, menolak tudingan pembangunan dinding talut akibat buruknya kualitas bangunan. Dia berpendapat ambrolnya dinding talut tersebut akibat terlambatnya droping uruk pada bangunan itu. Akibatnya ketika terjadi hujan atau kemasukan air dengan volume banyak, bangunan itu tak kuat menahan desakan air. “Kalau cara menguruk tidak terlambat, saya yakin tidak akan terjadi ambrol seperti ini. Sebab kualitas bangunan dinding talut ini bagus. Ini bisa dilihat dari campuran semen perekat batu pada talut tidak mudab dilepas,” ujar Sumanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya