SOLOPOS.COM - Kepala Dinas PESDM Wonogiri , Arso Utoro. (dok Solopos)

Kepala Dinas PESDM Wonogiri , Arso Utoro. (dok Solopos)

Wonogiri (Solopos.com)–Upaya meringankan beban warga di daerah yang mengalami kekeringan terus dilakukan Pemkab Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam waktu dekat, Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri bakal mengajukan permohonan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengadaan hujan buatan.

Diungkapkan Kepala Dinas PESDM Wonogiri , Arso Utoro kondisi kekeringan di sejumlah wilayah di Wonogiri sudah cukup parah. Selain menyebabkan krisis air bersih, kekeringan juga mengancam gagal panen pada sejumlah komoditas pertanian, terutama tanaman semusim seperti buah-buahan.

“Kami mendapat informasi, BNPB sedang ada program hujan buatan dan sudah berlangsung di beberapa daerah seperti Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Kabarnya dalam waktu dekat segera dialihkan ke provinsi lain. Karena itu kami pikir, tidak ada salahnya meminta hujan buatan untuk Wonogiri. Surat permohonannya sudah kami buat dan segera dikirim ke Deputi Kesiapsiagaan BNPB,” jelas Arso, didampingi Kabid Pengairan, Ngadino, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/9/2011).

Arso berpendapat, Wonogiri layak mendapat bantuan hujan buatan. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG), bulan September ini curah hujan Wonogiri kurang dari 50 mm atau masuk kategori di bawah normal. Curah hujan dikatakan normal jika mencapai 200 mm.

Jika permohonan hujan buatan tersebut dikabulkan, lanjut Arso, terutama akan  difokuskan untuk pembasahan lahan pertanian, intake penyaluran air bersih untuk konsumsi, dan pengisian kantong-kantong persediaan air dan cekdam kapasitas 15-20 hektare. Wilayah yang akan diprioritaskan terutama daerah selatan.

Diakui Arso, hujan buatan butuh biaya yang besar, termasuk untuk carter pesawat. Semua itu nanti ditanggung BNPB. Menurut Arso, dibutuhkan minimal tiga kali hujan buatan. Jika semua berhasil, dia yakin masalah kekeringan di Wonogiri bisa sedikit teratasi.

“Hujan buatan itu tidak mudah. Bisa saja, benih-benih hujannya ditabur di Wonogiri tapi air hujannya turun di daerah lain karena terbawa angin. Jadi memang harus berkali-kali percobaan,” kata Arso.

Ngadino menambahkan parahnya kekeringan di Wonogiri bisa dilihat dari kondisi telaga yang sebagian besar sudah kering. Lahan yang ditanami pun tidak banyak karena tidak tersedianya air dalam jumlah cukup.

“Tanaman yang paling membutuhkan air saat ini adalah tanaman buah-buahan. Sebagian besar tanaman buah-buahan sedang berbunga. Jika tidak ada air, maka bisa gagal panen lagi. Kasihan itu, tahun lalu saja sudah gagal panen karena kebanyakan hujan, sekarang juga terancam gagal panen karena kekeringan,” kata Ngadino.

(shs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya