SOLOPOS.COM - Din Syamsuddin (Dok.SOLOPOS)

Din Syamsuddin (Dok.SOLOPOS)

Jogja (Solopos.com)–Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menengarai aksi terorisme yang terjadi belakangan diduga berkaitan dengan upaya pemerintah meloloskan RUU intelijen yang dikhawatirkan mengokohkan represivitas negara.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Ia juga meminta masyarakat tak mengalihkan perhatian terhadap isu besar lainnya seperti korupsi dengan kasus ledakan bom yang terjadi di Solo Ahad lalu.

Din Syamsuddin dalam jumpa pers Rabu (28/9/2011) di kantor PP Muhammadiyah mengatakan, banyak kejanggalan yang tampak dari setiap kejadian ledakan bom atau penangkapan terorisme. Misalnya, polisi cenderung baru mengungkap identitas pelaku teroris setelah kejadian, namun mengaku mengetahui gerak gerik pelaku sejak lama.

“Masuk akal juga, saya heran, sudah tahu ada jaringan Daftar Pencarian Orang (DPO), tapi orang yang bersangkutan bolak balik ke tempat neneknya, nggak mampu juga mengkap ini ada apa. Selalu begini kalau habis ledakan semuanya berkumpul dan mengecam pelaku. Baru identitasnya dibuka. Kenapa data-data itu nggak diberi tahu ke masyarakat biar warga juga waspada,” ujar Din dalam acara konsolidasi nasional Muhammadiyah.

Kejanggalan lainnya menurut Din adalah pernyataan yang kerap keluar pasca aksi terorisme serta moment terorisme yang selalu bertepatan saat perhatian publik tengah mengarah pada persoalan besar seperti isu korupsi pejabat negara.

“Misalnya saat ledakan di daerah-daerah ada pernyataan, kami tidak punya kewenangan untuk menangkap jadi perlu aturan,” tuturnya.

Din menilai, RUU Intelijen hanya bakal jadi alat negara untuk mengokohkan represifitas dan sangat rawan memicu pelanggaran HAM. Bila benar terorisme yang menjadi persoalan, menurutnya, bukan justru diselesaikan dengan tindakan represif tapi akar persoalan yang dibenahi.

Yakni persoalan kemiskinan, pluralisme yang memicu aksi tersebut. Pemerintah diminta membagi penanggulangan itu masalah ke masyarakat agar kewaspadaan dilakukan seluruh elemen.

(JIBI/SOLOPOS/bes)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya