SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Pelaporan beruntun yang dilakukan sejumlah orang tentang puisi <em>Ibu Indonesia</em>&nbsp;yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri ke kepolisian terus berlanjut meskipun sudah ada permintaan maaf secara terbuka. Pemerintah pun angkat bicara dan meminta kasus ini tak diperpanjang.</p><p>Dilansir <a href="https://www.suara.com/news/2018/04/05/142227/pasang-badan-din-syamsuddin-minta-pelaporan-sukmawati-dicabut?medium=Headline&amp;campaign=Headline_click_2" target="_blank"><em>Suara</em></a>, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Muhammad Sirajuddin (Din) Syamsuddin, meminta masyarakat yang memperkarakan Sukmawati Soekarnoputri ke polisi untuk mencabut laporan.</p><p>Sebab, kata dia, Sukmawati sudah menyampaikan permohonan maaf terkait puisi berjudul <em>Ibu Indonesia</em>. Puisi itu dibacakan dalam ajang <em>Indonesia Fashion Week 2018</em> di JCC Jakarta, beberapa waktu lalu.</p><p>"Eloknya untuk ditarik begitu ya, beda lho kalau ada orang minta maaf apalagi sudah ada kesan mau belajar Islam lagi, itu beda kan," ujar Din di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018). "Ini jangan disamakan. Ini ada seorang muslim, minta maaf, mau belajar Islam. Ajaran Islam harus diberi maaf, maka tak ada salahnya ditarik [laporan polisinya]," Din menambahkan.</p><p>Perwakilan kelompok masyarakat sudah banyak yang melaporkan Sukmawati ke polisi. Mereka di antaranya yakni, pengacara Denny Adrian Kushidayat, dan Persaudaraan Alumni 212. Ada pula kelompok yang menamakan diri Tim Pembela Ulama Indonesia (TPUI), Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII), Forum Anti Penodaan Agama (FAPA), LBH Lawyer Street, dan Kebangkitan Jawara dan pengacara Indonesia (Bang Japar).</p><p>Selain itu, di Surabaya, Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Timur, juga melaporkan Sukmawati ke kepolisian setempat. Begitu&nbsp;pula dengan sejumlah warga di Batam yang melakukan hal serupa.</p><p>Din menilai pelapor Sukmawati belum memaafkan putri proklamator Bung Karno. Sebab, mereka masih mempermasalahkan puisi berjudul <em>Ibu Indonesia</em>. "Walaupun [mengatakan sudah] memaafkan, tapi proses hukumnya jalan terus, itu namanya enggak memaafkan. Kalau sungguh-sungguh [memaafkan ya cabut laporan]. Tanya saja lagi sama beliau, tulus minta maaf," kata dia.</p><p>Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah mengajak umat muslim di Indonesia yang merasa tersinggung dengan puisi tersebut mau membukakan pintu maaf untuk Sukmawati. "Ibu Sukmawati [sudah] menyadari kesalah dan sudah minta maaf," terangnya.</p><p>Menurut Din, Sukmawati bersedia memperdalam ajaran agama Islam. Rencananya, Sukmawati juga akan mengikuti pengajian di kediaman Din. "Dan saya sendiri bersedia [mengajarkan], kebetulan di rumah saya ada pengajian saya akan undang beliau. Katanya beliau bersedia untuk hadir," tandasnya.</p><p>Diberitakan <a href="http://news.soloposdev.com/read/20180404/496/908018/minta-maaf-menangis-ini-klarifikasi-sukmawati-soekarnoputri-tentang-puisi-ibu-indonesia" target="_blank"><em>Solopos.com</em></a>, Rabu (4/4/2018), <span>Sukmawati </span>akhirnya menyampaikan klarifikasi atas puisi&nbsp;<em>Ibu Indonesia</em>&nbsp;yang dia bacakan dalam <em>Indonesia Fashion Week</em> di Jakarta belum lama ini. Bahkan sambil menangis, Sukmawati meminta maaf atas ketersinggungan sebagian masyarakat muslim Indonesia karena puisi tersebut.</p><p>Didampingi Halida Hatta, putri Bung Hatta, Sukmawati mengatkaan tidak bermaksud menghina siapapun dalam puisi tersebut. Dia mengungkapkan puisi itu sebenarnya sudah ditulis sejak lama dan merupakan bagian dari buku kumpulan puisi&nbsp;<em>Ibu Indonesia</em>&nbsp;yang sudah terbit pada 2006 lalu. Sukmawati menyatakan dirinya juga bangga atas keislamannya dan menyebut Bung Karno yang dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah dan diakui Nahdlatul Ulama (NU).</p><p>Terkait isi puisi tersebut yang dianggap kontroversial, Sukmawati menjelaskan latar belakang pembuatan puisi tersebut. "Puisi&nbsp;<em>Ibu Indonesia</em>&nbsp;ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan dan saya rangkum semata-mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia asli," kata dia.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya