SOLOPOS.COM - Petani porang Wonogiri saat memanen porang belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG – Budidaya tanaman porang saat ini memang sedang naik daun. Banyak petani yang mulai membudidayakan porang, tak terkecuali di Jawa Tengah (Jateng).

Data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng menyebutkan sepanjang 2021, total ada sekitar 4.000 hektare lahan petani di 35 kabupaten/kota di Jateng yang ditanami porang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Itu [4.000 hektare] data yang kami terima sejauh ini. Mungkin jumlahnya bisa bertambah mengingat minat budidaya porang yang semakin tinggi,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Aneka Kacang dan Umbi Distanbun Jateng, Dwi Sri Suranti, kepada Semarangpos.com, Jumat (9/7/2021).

Baca juga: Pasar Klithikan & Pasar Burung Klaten Ditutup Selama PPKM Darurat

Meski demikian, Dwi mengaku belum ada data pasti berapa produksi porang di Jateng sepanjang 2021 ini. Hal ini dikarenakan tiap kabupaten/kota belum melaporkan terkait produksi porang di tiap daerahnya.

“Selain itu, porang sebagian besar dibudidayakan petani secara swadaya atau perorangan. Belum ada kelompok petaninya, jadi sulit untuk pendataan,” tutur Dwi.

Kendati demikian, Dwi mengaku geliat budidaya porang di Jateng memang mulai naik dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan tanaman jenis umbi-umbian yang mengandung glukomanan itu banyak diminati pasar luar negeri atau ekspor.

“Porang ini kan banyak kandungan gizinya, terutama glukomanan. Serat pangan dalam porang ini sering dimanfaatkan untuk kesehatan seperti menurunkan kadar kolesterol,” ujar Dwi.

Baca juga: Belantik Sapi di Wonogiri Banting Setir Jadi Petani Porang, Omzetnya Capai Rp300 Juta

Dwi menyebut harga porang saat per kilogram mencapai Rp7.000. Harga ini bisa melambung tinggi setelah dijadikan bahan olahan seperti tepung.

“Oleh karena itu beberapa petani di Jateng sudah mulai membudidayakan seperti di daerah Wonogiri, Purworejo, dan Brebes. Tahun lalu, kami juga mendapat laporan adanya ekspor porang dari Rembang,” jelas Dwi.

Baca juga: Janji Menikahi, Pria Sumberlawang Sragen Ini Malah Gelapkan Mobil Janda Tajir Banyumas

Selain diminati pangsa pasar mancanegara, budidaya porang, lanjut Dwi juga terbilang mudah. Tanaman ini dapat dibudidayakan di lahan marginal seperti pinggiran hutan, dan lain-lain.

“Namun masa panennya cukup lama. Sekitar 2 tahunan. Sehingga, masih banyak petani yang enggan menanam porang karena masa panen yang membutuhkan waktu lama,” ujar Dwi.

Sementara itu berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, tanaman porang dari Jateng mulai banyak diminati pasar mancanegara, seperti Vietnam. Bahkan pada 2020 lalu, ada sekitar 30 ton porang putih dari Jateng yang diekspor ke Vietnam dengan nilai mencapai Rp600 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya