SOLOPOS.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki (tengah), didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kiri), meninjau produk UMKM saat menghadiri acara peluncuran Roadshow Klinik UMKM di Solo Technopark ( STP), Solo, Jumat (12/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meluncurkan program Roadshow Klinik UMKM bertajuk Berdayakan UMKM, Lahirkan Pahlawan Digital Baru, di Solo Technopark (STP), Jebres, Solo, Jumat (12/11/2021).

Program itu dirintis oleh Bukalapak sebagai upaya memberdayakan UMKM dengan menyiapkan pasar digital. Dalam kesempatan itu, Menteri Teten mengungkapkan saat ini sekitar 16,4 juta usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM di Indonesia telah terhubung ke dalam ekosistem digital.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Angka ini meningkat hampir 105% dibandingkan lima tahun lalu. Hingga 2021, ditargetkan sebanyak 30 juta pelaku UMKM sudah masuk platform digital. Dari angka itu, sasaran utamanya adalah pelaku usaha mikro yang jumlahnya masih sangat dominan.

Digitalisasi UMKM seperti yang dilakukan Bukalapak melalui Roadshow Klinik UMKM itu diharapkan tidak hanya fokus pada sisi pemasaran. Namun, dalam pengelolaannya juga harus sudah digital.

Baca Juga: Salam Adu Kening Ganjar-Rudy Ternyata Bermula dari Obrolan Tak Nyambung

Atas dasar itulah, ia meminta perbankan mengubah cara pandang dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Bila selama ini lebih dominan dengan pola pandang terhadap ketersediaan dan kekuatan agunan, sebaiknya sudah mulai menilai dari sisi kelayakan atau cashflow usaha UMKM.

Menurutnya, kredit perbankan bagi UMKM saat ini baru sebesar 19,8% dan akan ditingkatkan menjadi di atas 30 persen pada 2024. Agar pelaku UMKM bisa scaling-up dengan digitalisasi, pemerintah sudah menciptakan ekosistemnya, baik dari supply maupun demand.

Strategi Scaling-Up

Untuk mengurangi jumlah usaha mikro dengan strategi scaling-up, Teten meminta para kepala daerah mengembangkan keunggulan domestik masing-masing. “Keunggulan domestik itu harus dikembangkan. Daerah yang pilih sendiri sektor mana yang bisa di-scaling up,” ulasnya.

Baca Juga: Gibran: Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di Solo Dimulai Tahun Depan

Kendati demikian, program digitalisasi dan scaling-up akan lebih diarahkan pada UMKM yang berbasis kreativitas hingga berbasis teknologi agar bisa masuk rantai pasok industri. UMKM harus membuat produk yang berbeda dari usaha besar, salah satunya masuk rantai pasok, seperti sektor furnitur, otomotif, elektronik, dan sebagainya.

Di lokasi yang sama, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyebut daya beli masyarakat cukup terjaga yang tampak dari capaian event Solo Great Sale pada Oktober lalu. Ia meyakini hal itu bisa menopang pertumbuhan UMKM, khususnya di wilayah Solo.

STP harus dimanfaatkan sebagai ajang UMKM scaling-up, karena merupakan tempat berkumpulnya para unicorn, CEO, pengusaha sukses, hingga orang-orang kreatif dan produktif.

Sementara itu, CEO Bukalapak Rahmat Kaimuddin menjelaskan Klinik UMKM berfungsi memberdayakan UMKM dengan menyiapkan pasar digital. “Selain itu, kita juga memodernisasi warung sebagai Mitra Bukalapak lewat digitalisasi,” imbuh Rahmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya