SOLOPOS.COM - Sarijo (kiri) bersama bosnya saat merampungkan pembuatan sepeda kayu jenis terbarunya di Jogonalan, Klaten, Kamis (2/7/2020) sore. (Ponco Suseno/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Sarijo, 48, pencetus sepeda kayu asal Klaten menceritakan karyanya banyak dilirik termasuk dari sejumlah warga negara asing. Seorang warga Spanyol pernah melirik sepeda bikinannya nanum tak jadi dilepas lantaran kendala bahasa dan tak cocok harga.

Pernah Putus Sekolah, Sarijo Klaten Ingin Sepeda Kayu Ubah Hidupnya

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sarijo yang dikenal sebagai pencetus sepeda kayu ini ternyata seorang pria putus sekolah saat di bangku kelas III SD. Saat ditemui Solopos.com, di Brajan, Kecamatan Prambanan, Sarijo yang mengaku sudah menggeluti sebagai tukang kayu sejak 20 tahun terakhir itu ingin mengubah hidupnya dengan mencetuskan ide membuat sepeda kayu.

Sarijo memiliki ide membuat sepeda kayu dari limbah kayu sekitar lima tahun lalu. Saat itu, Sarijo yang melihat jam duduk mirip sepeda di rumahnya tiba-tiba ingin membuat sepeda dari kayu.

Berlatar belakang sebagai seorang tukang kayu sejak 20 tahun terakhir, Sarijo sangat mudah mengumpulkan limbah kayu. Berbagai kayu Jawa, seperti kayu waru, kayu nangka, kayu mahoni, kayu jati, dan kayu lainnya dikumpulkan Sarijo menjadi satu. Dari potongan kayu itu dijadikan sebagai bahan membuat sepeda kayu. Saat itu, di Kabupaten Bersinar belum terjdi booming sepeda angin seperti ini.

Gara-Gara Lihat Jam, Sarijo Asal Klaten Ciptakan Sepeda Kayu nan Unik

Desain Sepeda Kayu Klaten

Semula, roda depan sepeda kayu yang dibuat Sarijo jauh lebih besar dibandingkan roda belakang. Diameter roda depan sekitar 122 cm, sedangkan roda belakang hanya 30 cm. Hingga sekarang, Sarijo sudah memproduksi lima unit sepeda. Sepeda terakhir yang dibikin beroda kecil. Dibagian jok dilengkapi dengan tempat bersandar.

“Sebenarnya, sudah ada yang menawar sepeda kayu saya seharga Honda CBR. Tapi saya tidak melepasnya. Ada pula, warga Spanyol yang tertarik dengan sepeda saya. Tapi tidak terlaksana karena terbentur bahasa. Di samping itu, harganya memang belum cocok,” kata Sarijo.

Sarijo mengatakan siap melepas sepeda kesayangannya dengan harga yang sesuai. Di kesempatan itu, Sarijo tidak menjelaskan secara detail, harga jual sepedanya.

Beredar Video Pria Diduga Nyolong Sepeda di Mangkuyudan Solo, Ini Kata Kapolsek Laweyan

“Yang jelas, pernah ada yang menawar di atas Rp5 juta. Tapi, saya tidak melepasnya. Saya berharap, dengan sepeda ini dapat laku tinggi sehingga bisa mengubah hidup saja ke depannya [di awal membuat sepeda, Sarijo membutuhkan waktu satu bulan. Saat ini Sarijo hanya butuh waktu satu pekan],” katanya.

Sarijo mengakui dirinya hanya seorang tukang kayu. Meski seperti itu, Sarijo tak ingin putus semangat guna mengubah hidupnya agar jauh lebih sejahtera di waktu mendatang. Keahlian membuat sepeda kayu diperoleh Sarijo asal Klaten secara autodidak.

“Saya itu hanya tukang kayu. Tukang membuat kusen jendela dan lainnya. Sebelum gempa 2006, saya sempat menjadi tukang kayu keliling. Saat ini, saya ikut bos saya di Jogonalan. Saya menyadari, saya ini hanya pria putus sekolah saat berada di bangku kelas III SD. Saya memiliki dua anak. Semoga, sepeda kayu saya ini bisa laku dengan harga yang sesuai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya