SOLOPOS.COM - Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri tengah menunjukkan potensi gempa melalui alat Warning Receiver System InaTEWS di Kantor BPBD Wonogiri, Jumat (2/10). (Solopos.com/M Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI -- Warga Wonogiri di pesisir pantai selatan dinilai cukup aman dari potensi gelombang tsunami. Ini lantaran daerah pantai selatan Wonogiri terlindungi oleh bukit-bukti dan tebing karang yang tinggi.

Jika gempa megathrust terjadi di laut selatan Pulau Jawa, maka yang perlu diwaspadai yakni dampak dari gempa itu sendiri. Seperti kewaspadaan yang selama ini dilakukan. Jika terjadi gempa, baik yang berpotensi tsunami atau tidak, yang diwaspadai dampak kerusakannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (2/10/2020).

Siap-siap! Program Beasiswa Untuk Mahasiswa Wonogiri Akan Dibuka Lagi

"Kami selalu mewaspadai dampak dari gempa bumi dan tanah longsor, termasuk kerusakan infrastruktur. Jadi tidak hanya tsunami. Karena wilayah Wonogiri cukup dekat dengan pertemuan antar lempeng benua di Samudera Indonesia," kata dia.

Sebagai informasi, Wonogiri mempunyai kawasan pantai sepanjang sekitar sembilan kilometer. Beberapa pantai yang ramai dikunjungi wisatawan yakni Pantai Sembukan, Klotok, Nampu, dan Karangpayung. Pantai itu terletak di Kecamatan Paranggupito.

Geladi Lapangan

Dalam upaya mitigasi, BPBD kerap melakukan geladi lapangan penanggulangan tsunami. Hal itu sudah dilakukan di beberapa pantai di Kecamatan Paranggupito pada 2019 lalu. Rencananya, pada 6 Oktober mendatang akan digelar kegiatan yang sama di beberapa pantai juga.

Pandemi Covid-19, 200 Warga Baturetno Wonogiri Terima Bantuan Lele

Kegiatan yang melibatkan sejumlah kalangan ini bertujuan melatih respons dan ketangguhan masyarakat ketika menghadapi gempa bumi dan tsunami. Selain itu, setiap desa di kawasan rawan bencana telah dibentuk sukarelawan Desa Tangguh Bencana. Jalur evakuasi di setiap pantai juga telah disiapkan.

"Di Pantai Nampu sudah ada papan penunjuk jalur evakuasi. Ketika ada gempa, jalurnya sudah jelas. Itu bukan kami yang menentukan, tapi masyarakat sekitar yang lebih paham medan dan kondisi. Kami hanya memberi tanda," kata dia.

Bambang menambahkan, pemerintah lebih fokus membekali masyarakat untuk memitigasi diri ketika terjadi bencana ataupun menanggulangi dampak bencana.

BPBD Wonogiri sendiri memiliki alat Warning Receiver System InaTEWS. Alat yang terpasang di kantor BPBD tersebut bisa memberitahukan dengan cepat saat terjadi gempa di wilayah Indonesia.

Dibajak, Akun Facebook Cawabup Wonogiri Setyo Sukarno Dipakai Untuk Menipu

Permukiman Jauh Dari Bibir Pantai

Terpisah, Camat Paranggupito, Sulistyani, mengatakan jika terjadi tsunami tidak akan berdampak banyak ke permukiman warga. Karena permukiman warga cukup jauh dari bibir pantai. Hal itu disampaikan setelah dirinya berdiskusi dengan warga sekitar.

"Beberapa waktu lalu ada gelombang pasang yang cukup tinggi di Pantai Nampu. Namun gelombang hanya sampai di lapak pedagang di sekitar bibir pantai," kata dia.

Ia mengaku pernah bertanya kepada warganya soal kejadian tsunami di Paranggupito. Warga mengemukakan bahwa belum ada kejadian tsunami di wilayahnya. "Katanya yang ada gelombang tinggi. Namun tidak sampai ke permukiman," kata Sulistyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya