SOLOPOS.COM - Sejumlah los di dalam Pasar Banaran, Sambungmacan, Sragen, tutup karena pasar sepi, Sabtu (8/1/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Lalu lintas di jalan Sragen-Ngawi, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) cukup ramai. Jembatan besar menjadi penghubung Kabupaten Sragen di Jateng dengan Kabupaten Ngawi di Jatim.

Kawasan perbatasan provinsi tersebut didesain menjadi Kawasan Kota Mandiri yang meliputi hampir semua desa di wilayah Sambungmacan plus satu desa di Kecamatan Gondang. Pengembangan Kawasan Kota Mandiri itu didukung dengan adanya exit tol di Toyogo, Sambungmacan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekitar 500 meter dari Jembatan Mantingan arah barat terdapat pasar tradisional, yakni Pasar Banaran. Pasar tersebut dikonsep sinergi dengan terminal angkutan perdesaan yang masih beroperasi hingga Sabtu (8/1/2022). Sejumlah bus mini juruan Banaran-Sragen terlihat masih ngetem di halte depan Pasar Banaran.

Baca Juga: Dolan Solo, Jangan Lupa Mampir 5 Pasar Legendaris Ini Buat Belanja

Aktivitas pembeli tak seramai Pasar Gondang, Sragen. Banyak pedagang hanya duduk menunggu pembeli. Sejumlah los pun banyak yang tutup padahal jarum jam sudah pukul 10.00 WIB. Lingkungan dalam pasar terlihat lengang pembeli.

“Sejak adanya pandemi Covid-19 kondisi Pasar Banaran semakin bertambah parah. Banyak pedagang yang tutup. Pasarnya sepi. Ada pedagang yang pindah berjualan ke Pasar Gondang atau ke Mantingan. Pembeli juga memilih datang ke Pasar Gondang karena lebih komplet dan buka sampai malam. Di pasar ini kalau siang saja sudah sepi apalagi malam,” ujar Sri Wahyuni, 42, pedagang asal Butuh, Banaran, Sambungmacan, Sragen, saat berbincang dengan Espos, Sabtu siang.

Pasar Banaran Sambungmacan Sragen
Beberapa pedagang masih beraktivitas di depan Pasar Banaran, Sambungmacan, Sragen, kendati pembeli sudah sepi, Sabtu (8/1/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Sri mengungkapkan kondisi Pasar Banaran sebelum ada Covid-19 masih lumayan. Yang meramaikan sebenarnya para petani. Mereka biasanya beli telur 1 kg, tetapi saat habis panen bisa 2 kg telur sekali beli.

Baca Juga: Keren, 7 Pasar Rakyat Ini Diganjar Anugerah SNI dari Kemendag

“Sekarang petani juga anjlok hasilnya sejak adanya serangan tikus dan harga pupuk terus naik. Dengan pendapatan petani yang menurun maka daya beli ke pasar turun. Pembeli yang meramaikan Pasar Banaran ini kebanyakan dari kalangan petani,” jelasnya.

Tersaingi Pasar Mantingan

Pasar Banaran memiliki hari pasaran yang sama dengan Pasar Mantingan, yakni pasaran Pon dan Legi. Seorang pedagang empon-empon, Sugiyem, 60, warga Butuh, Banaran, menyampaikan sekarang saat hari pasaran Pasar Mantingan yang lebih ramai.

“Di Pasar Banaran itu mau hari pasaran atau hari biasa ya sama saja. Pukul 11.00 WIB, banyak pedagang yang tutup los atau kios karena sepi pembeli,” ujar Sugiyem yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Banaran.

Baca Juga: Penataan Pasar Tradisional Konsep Modern di Solo, Bikin Betah Belanja

Sugiyem berpendapat dulu saat masih lesehan pasar ramai, tetapi setelah dibangun mulai sepi. Sugiyem hanya duduk sambil berbincang dengan pedagang lainnya untuk menunggu pembeli. “Ayo-ayo cah ayu mau beli apa?” sapa Sugiyem saat ada perempuan belia lewat di depan losnya.

“Kalau mau ramai pasarnya ya dikasih tanggapan reog saja. Banyak pedagang yang pindah ke Pasar Gondang yang lebih ramai,” celetuk Tarmi, 52, pedagang sayuran.

Lurah Pasar Banaran, Suparman, menyebut ada 279 los di pasar ini. Namun, hanya 200-an pedagang atau 71,89% yang masih aktif berjualan dan membuka los. Artinya sebanyak 28,32% pedagang memilih tidak jualan di Pasar Banaran Sragen.

Baca Juga: Setiap 10 Menit, Pengunjung Pasar Bahulak Sragen Diingatkan Taat Prokes

“Kepemilikan los juga lebih dari satu di pasar ini karena turun temurun. Ada pedagang yang memiliki enam los. Kalau mereka tutup maka mereka tidak mau membayar retribusi. Sementara untuk kios yang buka masih perlu pendataan. Yang jelas pedagang adekan tidak ada di pasar ini,” jelas Suparman.

Menurutnya, Pasar Banaran mulai sepi pengunjung sejak adanya pasar malam di Pasar Gondang, Sragen, sehingga banyak pedagang yang lari ke Pasar Gondang. Pasar Benaran padahal berada di pintu gerbang Jateng-Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya