SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), PENATAAN PARKIR--Pengendara motor melewati deretan mobil yang diparkir di badan Jl Slamet Riyadi, Solo, Selasa (5/4). Untuk mengurangi kemacetan, mulai April 2011, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo memantau dan mengevaluasi bangunan pusat-pusat perbelanjaan, apartemen, restoran maupun sekolah yang tidak mematuhi analisis dampak lalu lintas. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (Dok.SOLOPOS), PENATAAN PARKIR--Pengendara motor melewati deretan mobil yang diparkir di badan Jl Slamet Riyadi, Solo, Selasa (5/4). Untuk mengurangi kemacetan, mulai April 2011, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo memantau dan mengevaluasi bangunan pusat-pusat perbelanjaan, apartemen, restoran maupun sekolah yang tidak mematuhi analisis dampak lalu lintas. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Solo (Solopos.com)–Dinas Perhubungan (Dishub) Solo melarang parkir model berderet-deret dan parkir di jalur lambat kawasan Jl Slamet Riyadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu mengakibatkan kemacetan lalu lintas, apalagi saat menjelang mudik Lebaran jumlah kendaaran di Kota Solo kian meningkat.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Dishub Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan hal itu sering terjadi di depan Solo Grand Mall (SGM) yang sering menjadi lokasi parkir mobil pribadi.

”Seharusnya pusat perbelanjaan dapat memberikan lahan parkir yang memadai untuk pengunjung. Jika parkir hingga menggunakan jalur lambat dan mengganggu arus lalu lintas, perlu ditindak,” jelasnya saat ditemui wartawan di Kantor Dishub Solo, Rabu (24/8/2011).

Ia menambahkan parkir yang tidak sesuai aturan tersebut biasanya dilakukan oleh juru parkir (Jukir) liar. Ia akan menindak tegas Jukir yang memanfaatkan situasi tersebut dan melakukan sosialisasi ketertiban parkir, tidak diperbolehkan bersaf-saf serta pantauan pelanggaran tarif.

Selain SGM, hal itu juga terjadi di beberapa pusat perbelanjaan lainnya seperti Beteng Trade Center dan Pasar Klewer.

Ia mengakui ruang satuan parkir (RSP) di Solo masih terbatas sehingga banyak yang memanfaatkan badan jalan dan jalur lambat.

”Memang hal itu tidak sepenuhnya kesalahan Jukir, ada juga masyarakat yang memaksa parkir di lokasi tersebut karena dirasa lebih dekat dengan tempat yang dituju. Untuk itu, kami hanya bisa meminimalisasi dengan menempatkan sejumlah petugas di kawasan tersebut serta pantauan dari CCTV,” paparnya.

Ia menambahkan mayoritas warga yang melanggar parkir tersebut berasal dari luar Kota Solo.

Ia memperkirakan saat menjelang Lebaran 2011, jumlah warga yang masuk ke Kota Solo naik 5%-7%. Ia akan mengontrol permasalahan itu dengan berpatroli mulai H-7 hingga H+7.

(aak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya