SOLOPOS.COM - Komunitas Seni Karakter Solo dan Jakarta mejeng di Pasar Gede (Istimewa)

Pocong yang biasa mejeng di Pasar Gede kecewa berat karena dilarang tampil.

Solopos.com, SOLO – Festival lampion di kawasan Pasar Gede yang digelar guna memeriahkan acara Solo Imlek Festival 2018 disambut antusias oleh masyarakat Kota Solo dan sekitarnya. Setiap harinya ada ratusan orang yang datang ke kawasan Pasar Gede untuk melihat sekaligus berfoto dengan latar belakang lampion.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemerintah Kota Solo menghias kawasan Pasar Gede dengan aneka lampion warna-warni yang menarik. Ada pula 12 neon box berbentuk binatang lucu yang melambangkan shio dalam kalender Tiongkok dan empat punakawan dipasang di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.

Selain dengan lampion, pengunjung juga bisa berfoto dengan sejumlah penyedia jasa foto yang berdandan dengan kostum unik, salah satunya hantu. Sayangnya, keberadaan cosplay hantu yang merupakan penggiat Komunitas Seni Karakter Solo dan Jakarta dilarang mejeng di kawasan Pasar Gede oleh pihak Satpol PP Kota Solo. Larangan ini diberlakukan sejak Senin (12/2/2018), malam, lantaran dandanan mereka dianggap menyeramkan dan membuat takut anak kecil yang berkunjung ke tempat itu.

Baca juga:

Seorang anggota Komunitas Seni Karakter Solo, Bogel, mengatakan, dia dan teman-temannya sangat kaget saat ditegur oleh Satpol PP pada Senin malam. Pihak Satpol PP langsung meminta mereka melepaskan kostum hantu yang dikenakan.

“Kami semalam sekitar jam 22.00 WIB ditegur sama Satpol PP. Langsung disuruh lepas kostum. Mereka bilang kostum kami menyeramkan dan membuat anak kecil ketakutan. Padahal, selama ini banyak anak kecil yang minta foto sama kami. Dan kami juga enggak pernah menakut-nakuti pengunjung. Kalau mau foto ya ayo, enggak ya sudah,” cerita Bogel melalui pesan singkat kepada Solopos.com, Selasa (13/2/2018).

Komunitas Seni Karakter Solo dan Jakarta mejeng di Pasar Gede (Istimewa)

Komunitas Seni Karakter Solo dan Jakarta mejeng di Pasar Gede (Istimewa)

Bogel merasa sangat kecewa dengan larangan tersebut. Sebab, dia menegaskan bahwa aksi unik Komunitas Seni Karakter ini semata-mata hanya ingin meramaikan Solo Imlek Festival 2018. “Kami kan bukan pengamen yang mengganggu. Kami cuma mau memeriahkan dan memperkenalkan Komunitas Seni Karakter ke masyarakat. Tapi kok malah dilarang. Kalau dibilang menakutkan, kenyataannya banyak anak-anak yang minta foto juga sama kami,” sambung dia.

Baca juga:

Bogel dan seorang temannya dari Komunitas Seni Jakarta, Danang Supriyanto, berinisiatif ke kantor Satpol PP untuk meminta izin. Namun, usaha mereka tidak membuahkan hasil. “Ini kali pertama kami dilarang tampil mengenakan kostum hantu di sebuah acara. Kami jelas bingung karena yang dari Jakarta tidak membawa banyak kostum. Padahal yang acara Imlek tahun lalu enggak ada larangan seperti ini,” tutur Danang Supriyanto.

Selama mejeng di kawasan Festival Lampion Pasar Gede, Bogel dan kawan-kawannya mendapatkan uang sekitar Rp100.000 setiap malam. “Kami kan enggak pasang tarif. Jadi, kotak itu mau diisi uang ya syukur, dikasih kritik kita juga senang. Jadi, paling sehari dapat Rp100.000 itu pun habis buat makeup. Kami ini kan seniman, jadi ya sekadar menyalurkan hobi dan memeriahkan suasana saja,” imbuh Bogel.

Meski dilarang, anggota Komunitas Seni Karakter lainnya tetap mejeng di Pasar Gede dengan mengenakan kostum Noni Belanda, Putri Cina, dan robot. Mereka berharap pemerintah mencabut larangan itu agar kembali tampil memeriahkan Solo Imlek Festival 2018.

“Kostum kan enggak semuanya dibawa, jadi yang mejeng cuma Noni Belanda, Putri Cina, sama robot. Lainnya enggak, padahal kami kan ada banyak orang. Biasanya yang lain pakai kostum hantu. Kami sih penginnya larangan ini dicabut,” tandas Bogel.

Cosplay ala Noni Belanda (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)

Cosplay ala Noni Belanda (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)

Sehubungan dengan larangan tersebut, Bogel menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang merasa ketakutan dengan aksinya melalui akun Instagram @pocong_lampion. Padahal, awalnya dia berencana mejeng di kawasan Pasar Gede sampai Solo Imlek Festival 2018 berakhir.

“Karakter hantu sudah dilarang di Kota Solo. Kami mohon maaf bila menakut-nakuti. Tapi, kita bukan pengemis yang belum dikasih belum pergi,” tulisnya yang langsung mendapat beragam respons dari warganet.

Seorang anak berfoto dengan cosplay hantu (Istimewa)

Seorang anak berfoto dengan cosplay hantu (Istimewa)

Sejumlah warganet ikut prihatin dengan larangan tersebut. Mereka menilai keberadaan cosplay hantu ini menjadi daya tarik yang memeriahkan acara Solo Imlek Festival 2018.

“Untung sudah sempat foto. Padahal ini daya tarik tersendiri. Sekarang mau jadi apa mas? Kalau kartun sama robot anak kecil yang foto. Orang dewasa enggak kebagian,” komentar @fansstorycasualwear.

“Lah gimana mas, padahal aku mau ke sana lagi ketemu mas pocong. Kecewa deh,” sambung @ardafasetiawan.

Yaelah kak. Baru nanti mau ke sana foto sama pocong jadi-jadian dan lampion. Malah sudah enggak ada. Enggak asyik dong,” imbuh @_ichaulala.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya