SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Upaya BPSMP Sangiran  menjaga dan melestarikan situs kerap kali berbenturan dengan kepentingan warga. BPSMP  mengimbau warga tidak membangun rumah dengan bangunan permanen. Penggalian tanah untuk fondasi dikhawatirkan merusak situs itu. 

Sebagai solusi, warga disarankan membangun rumah tradisional seperti joglo yang sebagian besar bahannya terbuat dari kayu. Kendati begitu, tidak semua warga mengindahkan imbauan tersebut. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini tanah milik kami sendiri, masa mau dibangun rumah sebagai tempat tinggal tidak boleh. Namanya rumah itu ya sudah jadi kebutuhan pokok. Ya memang kadang saat gali fondasi atau sumur kami menemukan fosil, setelah itu biasanya kami serahkan ke pihak museum,” ujar Anang Kuncoro, 45, warga sekitar situs Sangiran, Selasa (23/7/2019).

Ditemui di kantornya, Kepala BPSMP Sangiran, M. Hidayat, mengakui upaya melindungi dan melestarikan Situs Sangiran tidak mudah. Untuk melestarikan Situs Sangiran, mau tidak mau ia harus berurusan dengan lebih dari 100.000 warga. 

“Kami harus bekerja sama dengan masyarakat karena situs ini berada di lahan mereka. Jadi, keberadaan situs harus memberi manfaat bagi warga sekitar. Kebetulan hampir 80% karyawan kami itu dari warga sekitar,” ujar Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya