SOLOPOS.COM - Suasana di Jl. AW Monginsidi di depan SMAN 1 Karanganyar. (Google Map)

Solopos.com, KARANGANYAR — SMA Negeri 1 Karanganyar angkat bicara terkait penggusuran pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar sekolah. Mereka membantah menggusur para PKL tersebut.

Yang terjadi adalah penertiban pedagang. Itu pun merupakan kesepakatan bersama warga, Pemkab Karanganyar, serta sejumlah sekolah lain di wilayah tersebut. Mereka menyepakati bahwa Jl. AW Mongisidi steril dari aktivitas PKL.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Waka Humas SMAN 1 Karanganyar, Endang Sri Lestari, mengatakan PKL ditertibkan lantaran keberadaannya mengganggu arus lalu lintas. Di sepanjang jalan tersebut kerap macet di saat jam padat yakni masuk dan pulang sekolah.

“Di Jl. AW Mongisidi itu kan tidak hanya ada SMAN 1 saja. Tapi ada SMK, MI dan sekolah lainnya. Sementara lebar jalan hanya tiga meteran. Jadi ketika ada PKL akan menggangu kelancaran lalu lintas,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (12/8/2022) sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Di-PHP dan Digusur, 22 PKL di SMAN 1 Karanganyar Mengadu ke DPRD

Kemacetan lalu lintas di jalur ini sempat viral saat awal tahun ajaran baru 2022/2023 dimulai. Terjadi kemacetan parah hingga aparat kepolisian membantu mengatur arus lalu lintas di sana.

Bahkan tak sedikit murid dan guru terlambat masuk ke sekolah gara-gara macet. Atas kondisi ini kawasan tersebut disterilkan dari aktivitas PKL. “Jadi kami tidak ngusir. Tapi memang tidak punya lahan untuk mereka,” katanya.

Ihwal tudingan pihak sekolah memberikan harapan palsu alias PHP terhadap PKL terkait penempatan di dalam sekolah, Endang mengatakan pihaknya tak lagi memiliki lahan untuk menampung mereka. Hal itu, sambungnya, sudah dijelaskan kepada paguyuban PKL.

“Kami saja sudah tidak punya halaman. Halaman sekolah saja sudah penuh dengan parkir kendaraan,” katanya.

Baca Juga: Nekat Jualan di Jl Lawu Karanganyar, PKL Kena Semprit Satpol PP

Ia meminta pedagang memahami kondisi yang ada. Pihaknya juga telah memberikan penjelasan terkait persoalan itu ke DPRD Karanganyar.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 22 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan SMA Negeri 1 Karanganyar mengklaim digusur pihak sekolah. Keberadaan mereka dinilai mengganggu arus lalu lintas setempat.

Tak Terima Digusur

Tak terima, PKL ini lantas mengadukan persoalan itu ke pimpinan DPRD Karanganyar. Wakil Ketua DPRD Karanganyar Anung Marwoko mengatakan para pedagang mengadukan nasibnya yang kena gusur pihak SMA Negeri 1. Tak hanya digusur, mereka bahkan menjadi korban PHP palsu dari pihak sekolah.

“Kasihan para PKL ini jadi korban PHP kepala SMAN 1 sebelumnya. Mereka dijanjikan selter di dalam area sekolah, tapi ternyata tidak,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (12/8/2022).

Baca Juga: Relokasi Berlanjut, PKL Batas Kota Karanganyar Jadi Sasaran Berikutnya

Dalam pengaduannya, para pedagang mengaku dijanjikan akan dibangunkan selter di dalam area sekolah. Lantaran iming-iming janji inilah, pedagang tak lagi berjualan di depan sekolah tersebut. Hampir tiga pekan ini, 22 pedagang tak berjualan di sana.

Atas laporan ini, Anung mengatakan telah menemui pihak SMAN 1 Karanganyar. Hasilnya pihak sekolah tidak mengetahui adanya janji pembangunan selter tersebut. Pihaknya menyayangkan adanya penggusuran para PKL tersebut.

“Sangat saya sayangkan ada penggusuran. Kita lihat saja PKL di mana-mana boleh,” katanya.

Dia berencana meminta klarifikasi Satpol PP Karanganyar mengenai persoalan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya