SOLOPOS.COM - Kepala Pelaksana harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga telah diguncang rentetan gempa dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun dalam skala yang relatif kecil, guncangan gempa itu membuat masyarakat menjadi waswas.

Berdasarkan data dari BMKG, gempa pertama terjadi pada Sabtu (27/5/2023) pukul 04.47.02 WIB bermagnitudo 2,4. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7.31 Lintang Selatan dan 110.33 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 km timur laut Temanggung. Gempa tersebut menggetarkan wilayah Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Dihari yang sama, juga terjadi Gempa dengan magnitudo 2,5 SR yang mengguncang Salatiga sekitar pukul 17.33.00 WIB. Pusat gempa berada di darat 15 km barat daya Kota Salatiga dengan kedalaman 6 km. Gempa dirasakan (MMI) II Ambarawa, II Banyubiru, II Jambu.

Pada Senin (29/5/2023) sekitar pukul 00.01 WIB kembali terjadi gempa bumi. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7.27 LS dan 110.35 BT atau tepatnya di darat pada jarak 16 km barat daya Kabupaten Semarang pada kedalaman 12 km. Gempa bisa dirasakan di wilayah Kecamatan Banyubiru.

Rentetan gempa tersebut membuat warga sekitar Banyubiru, Jambu, dan Ambarawa cemas. Salah satunya yang dialami Adi, warga Gedong, Banyubiru, Kabupaten Semarang.

“Kalau saya merasakan, enggak terlalu besar juga. Tapi melihat di media sosial banyak yang mengabarkan gempa. Terus terang cukup waswas juga,” terang Adi kepada Solopos.com, Senin (29/5/2023).

Meskipun merasakan gempa, sejauh ini kondisi di sekitarnya tidak ada yang rumah penduduk yang mengalami kerusakan.

“Sejauh ini tidak ada warga yang mengaku ada kerusakan. Masih aman,” bebernya.

Kepala Pelaksana harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara, mengatakan pihaknya telah menyiagakan petugas pantau selama 24 jam x 7 hari di posko BPBD.

“BPBD yang personelnya sangat terbatas tetap semangat dan konsisten dalam pengamatan bencana. Selalu bekerja sama dengan semua elemen masyarakat, sukarelawan, TNI, Polri,” terang Juwair kepada Solopos.com.

Terkait beberapa lokasi yang menjadi pusat gempa, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat.

“Di wilayah bencana meminta informasi perkembangan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan sukaeelawan,” kata Juwair.

Juwair mengimbau agar masyarakat tetap tenang, jangan panik, selalu siap siaga dalam menghadapi bencana.

“Manakala ada bencana gempa dengan tanda-tanda yang cukup jelas segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Diusahakan jangan berteduh di bawah pohon besar,” jelas dia.

Jika saat guncangan gempa menyebabkan retakan pada dinding rumah, maka bila masuk rumah pastikan rumah aman/tidak runtuh. Jika rumah dipandang tidak aman sebaiknya mengungsi untuk penyelamatan jiwa.

“Masyarakat dihimbau dan dimohon untuk saling tolong-menolong bila terjadi bencana. Ingat bahwa bencana adalah urusan kita bersama,” kata Juwair.

Dia juga meminta masyarakat tidak terpancing dengan informasi yang tidak benar atau hoaks yang ada di media sosial.

“Jangan terpancing dengan isu-isu menyesatkan atau hoaks. Cari info yg benar dari kalangan pemerintah terdekat atau lewat info dari BPBD dan BMKG,” jelas Juwair.

Sementara itu, Kalakhar BPBD Salatiga, Roy Anjar, mengaku juga telah bersiap jika terjadi gempa susulan. Pihaknya telah memerintahkan petugas untuk terus melakukan pemantauan wilayah dan medsos guna mengantisipasi adanya kejadian.

“Masyarakat dihimbau untuk tidak panik dan tetap siaga. Dalam hal tertentu masyarakat bisa menghubungi pelayanan BPBD 24 jam gratis tanpa dipungut biaya,” tandas Roy Anjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya