SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, BANTUL – Kepala Dusun Dogongan Desa Sriharjo Imogiri Jayadi menyesalkan kegiatan para mahasiswa pecinta alam dari kampus AMIKOM Jogja yang menggelar kegiatan susur sungai tanpa memberitahu dan meminta izin warga setempat.

“Tahu tahu ada kejadian orang hanyut. Sebelumnya kami tidak tahu kalau ada kegiatan mahasiswa disini karena memang tidak ada yang izin atau kulonuwun,” ujar Jayadi ditemui di sela turut melakukan pencarian korban hanyut calon anggota Mapala Amikom Jogja, Senin (27/1/2014).

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Tanpa bermaksud menyalahkan pihak kampus atau mapala, Dukuh Dogongan Jayadi berharap untuk kedepan setiap mahasiswa yang hendak mengelar kegiatan di wilayahnya untuk lebih dahulu memberitahukan secara lisan maupun tertulis.

Langkah tersebut dipandang Jayadi lebih aman karena yang tahu kondisi dan keadaan kampung serta seisinya adalah warga setempat.

“Setidaknya kan kami itu secara otodidak lebih mengenal karakteristik Kali Oyo di sini. Kalau mereka di awal komunikasi, pasti kami akan tunjukkan titik lokasi mana saja yang bahaya untuk dilintasi saat banjir seperti kemarin,” ujarnya.

Jayadi mengaku memang sekitar jembatan Siluk dikenal warga lokasi yang sangat berbahaya. Bukan hanya sekali kejadian menelan korban. Setiap tahun selalu ada korban baik yang selamat mapun yang hilang tidak ditemukan sampai sekarang.

Peristiwa tersebut selalu dilatarbelakangi tidak kenalnya karakteristik sungai yang memiliki lebar hampir 25 meter dan kedalaman 2,5 meter tersebut.

Ia menjelaskan lokasi mulai dari 400 meter sebelum jembatan Siluk diakui ada kedalaman yang lebih dari lokasi lainnya. Bahkan pusaran air kerab muncul saat hujan deras akibat pantulan arus yang mengenai bebatuan sekitar.

“Kami sudah sejak kecil mengenal Kali seluas ini. Jadi lebih mengenal mana yang berbahaya mana yang aman,” tambah orang yang dituakan di dusun Dogongan tersebut.

Kedalaman air saat ini tidak turun hujan bisa mencapai 2,5 meter. Kedalaman ini sudah berkurang dari hari sebelumnya saat kejadian yang mencapai hampir tiga meter.

“Jadi sebenarnya kemarin itu kondisnya lebih sulit dibaca karena airnya sekitar satu meter lebih tinggi dari sekarang,” imbuh Jayadi lagi.

Senada diungkapkan Markus, seorang warga setempat yang berhasil menyelamatkan satu korban calon anggota mapala kemarin. Sejak kecil, Markus mengaku sudah kerap mandi dan berenang di Kali Oyo sekitar jembatan Siluk.

“Tapi untuk lokasi jatuhnya adik mahasiswa kami belum pernah mencoba karena memang terkenal berbahaya. Percaya nggak percaya lho itu,” ungkap Markus.

Markus mengaku sudah hafal betul tingkat kedalamam air sehingga saat mendapatkan kejadian orang hanyut tanpa berpikir panjang berani menghampiri Ruly, salah satu korban yang akhirnya selamat. Ruly sendiri langsung dievakuasi ke tepi sungai. (Endro Guntoro/JIBI/Harian Jogja).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya