Saat panen raya tiba, Lady Cempluk yang kepala SD Negeri di Wonogiri ini harus membantu suaminya menjemur padi. Namun karena alergi debu, ia berinisiatif membeli sepatu bot biar kaki mulusnya tidak gupak bledug gabah.
Sepulang kerja Cempluk langsung ke toko swalayan termegah di Kota Gaplek.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Sepatu bot yang ukuran 37, Mbak,” pesan Cempluk kepada pelayan toko bernama Gendhuk Nicole.
“Maaf Bu, yang nomor 37 kosong. Ini adanya nomor 35. Mangga dicoba dulu, barangkali pas,” kata Gendhuk setengah memaksa.
Cemplukpun mencoba sepatu bot sebelah kanan. Reketeekkk… blesss, kakinya pun masuk ke dalam sepatu.
“Cekap ta, Bu?” kata Gendhuk menahan tawa karena melihat Cempluk pringisan menahan sakit.
“Wadhuuuh, cukup piye ta, Mbak. Genah sesak, ngene kok. Sikilku lara banget. Tulung Mbak diewaki nyopot!” pinta Cempluk kesakitan.
Celakanya, sampai gembrobyos, sang kaki tak bisa keluar juga meski sekuat tenaga telah dicoba. Swalayan pun jadi heboh. Banyak pengunjung mengerumuni Cempluk. Berbagai cara dan metode telah dilaksanakan, tetapi tetap gagal.
“Lho, Bu Cempluk kenging menapa?” tanya seorang pengunjung yang ternyata Kepala UPT-nya yang kebetulan juga berbelanja.
“Aduh Bu, ini kaki saya masuk sepatu tapi nggak bisa keluar,” jawab Cempluk polos.
Akhirnya Cempluk ditangani oleh Kepala UPT-nya sendiri. Setelah minta segayung air dan sabun colek, Cempluk diminta duduk di kursi. Kakinya dibasahi dan diolesi sabun. Setelah itu kakinya ditarik dan mak pluruuut…, sepatu yang bikin sial itu lepas dari kakinya. Namun rasa malu Cempluk tak bisa lepas karena telah jadi bahan tertawaan orang sak swalayan.
Kiriman Sunarimo SPd, Tandon RT 02/RW II, Pare, Selogiri, Wonogiri 57652
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
