<p><strong>Solopos.com, SRAGEN </strong>– Sejumlah warga Desa Kaloran, Gemolong, Sragen, mengaku kaget atas penangkapan Kades Kaloran, Suraya, karena diduga terlibat kasus perampokan yang mengakibatkan korban merugi hingga Rp350 juta.</p><p>Penangkapan Suraya dilakukan Tim Resmob Polres Kudus dibantu tim Polsek Gemolong, Sragen, pada Jumat (3/8/2018) sekitar pukul 09.00 WIB.</p><p>Beberapa warga Kaloran yang ditemui wartawan, Sabtu (4/8/2018) siang, menuturkan selama ini Suraya adalah sosok yang aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan <a title="Pencurian Sragen: 30 Menit Rumah Kosong, Rp102 Juta Melayang" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180729/491/930700/pencurian-sragen-30-menit-rumah-kosong-rp102-juta-melayang">ibadah</a> di masjid kampung.</p><p>Bahkan bila sedang banyak uang, Suraya tidak segan menraktir warganya yang sedang makan dan minum di warung. Seperti disampaikan Tukijan, 65, tetangga Suraya saat berbincang dengan beberapa awak media.</p><p>“<em>Kondange Lurah Brah Breh, loma. Nek lagi gadhah arta, mesti mbayari pas maen ning warung</em>,” ujar dia.</p><p>Pemilik warung dekat rumah Suraya itu menuturkan Kades Kaloran juga rajin dalam acara <em>masrahke manten</em>. “<em>Masrahke manten, nampa manten, teng pundi mawon mesti dirawuhi</em>. Selama ini guyub rukun dengan warga,” kata dia.</p><p>Tak hanya dalam acara pernikahan, Suraya juga aktif dalam prosesi pemakaman warga Kaloran. Tak hanya hadir, dia aktif memimpin prosesi pemandian jenazah hingga mengantar <a title="Pencurian Honda Vario Sragen Terungkap Setelah 6 Hari" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180731/491/930907/pencurian-honda-vario-sragen-terungkap-setelah-6-hari">ke kuburan</a>.</p><p>“<em>Orange cak cek</em>. Biasanya Pak Lurah yang memimpin doa. Jadi banyak warga yang kaget saat dengar Pak Lurah ditangkap,” urai dia.</p><p>Penuturan senada disampaikan Sutamin, 65, tetangga sekaligus jemaah Masjid Al Mujahidin Kaloran. </p><p>“Pak Lurah itu sering salat jemaah di masjid, termasuk Salat Subuh. Dia sering menjadi imam salat. Bila sudah masuk waktu salat tapi Pak Lurah baru datang, jemaah rela nunggu sampai dia selesai wudlu dan siap memimpin salat. Jemaah tidak <em>marem</em> kalau yang memimpin atau jadi imam salat bukan Pak Lurah,” tutur dia.</p><p>Dengan pembawaan seperti itu Sutamin merasa kaget begitu mendengar kabar Suraya ditangkap polisi karena kasus perampokan.</p><p>Di sisi lain, istri Suraya, yaitu Aminah, pasang <a title="KRIMINALITAS JATENG : Tingkat Kejahatan Turun Selama 2017, Curat Tertinggi" href="http://semarang.solopos.com/read/20180101/515/880877/kriminalitas-jateng-tingkat-kejahatan-turun-selama-2017-curat-tertinggi">aksi tutup</a> mulut ihwal kasus yang menjerat suaminya. </p><p>“<em>Ah, kulo mboten ngertos pak, mboten ngertos</em>,” ujar dia saat awak media menanyakan kronologi penangkapan suaminya.</p><p>Informasi yang diperoleh <em>solopos.com</em>, Suraya baru satu periode menjabat sebagai Kades Kaloran. Tahun depan akan digelar Pilkades Kaloran. Sebelum menjadi kades dia menjabat sebagai <em>modin</em> Desa Kaloran.</p><p>Terpisah, Kades Jenalas, Gemolong, Bambang Gunawan, saat dihubungi <em>solopos.com</em> melalui ponsel, Sabtu, mengonfirmasi ditangkapnya Jamin, 50, Kepala Dusun (Kadus) II Jenalas yang membawahi wilayah Dukuh Pendem.</p><p>Penangkapan Jamin menurut dia membuat jajaran Pemdes Jenalas dan warga desa kaget bukan kepalang.</p><p>“Orangnya ramah. Jadi kaget dengar kabar itu,” aku dia.</p><p> </p>
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
