SOLOPOS.COM - Anggota tim peneliti Vaksin Nusantara, Yetty Movieta, saat dijumpai wartawan di RSUP dr. Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (18/2/2021). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG – Vaksin nusantara yang dikembangkan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah diklaim lebih aman dibanding vaksin lainnya. AV-Covid-19 atau Vaksin Nusantara itu adalah karya bersama RSUP dr. Kariadi dan Universitas Diponegoro Semarang, Jateng.

Vaksin yang juga dikenal dengan sebutan AV-Covid-19 ini juga bisa digunakan kepada penderita komorbiditas yang masuk dalam kelompok eksklusi dalam pelaksanaan vaksinasi tahap pertama. Saat ini, Vaksin Nusantara itu telah dinyatakan lulus uji tahap pertama.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Perwakilan tim peneliti vaksin nusantara, Yetty Movieta, mengatakan Vaksin Nusantara dikembangkan peneliti dari RSUP dr. Kariadi dan Univesitas Diponegoro (Undip) Semarang. Kedua institusi Semarag itu bekerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat, AVITA Biomedical.

Baca Juga: Peluang Bisnis Tanaman Hias di Mal Terbuka

Ekspedisi Mudik 2024

“Vaksin ini pengembangannya 90% buatan kita sendiri [dalam negeri]. Hanya memang untuk antigen yang untuk recombain kita kerja sama dengan perusahaan Amerika, tapi untuk pengelolaan di sini,” ujar Yetty saat dijumpai wartawan di RSUP dr. Kariadi, Semarang, Kamis (18/2/2021).

Yetty mengatakan Vaksin Nusantara memiliki kelebihan atau keunggulan dari vaksin lain yang saat ini telah beredar. Selain diklaim aman, vaksin ini juga dibanderol dengan harga lebih murah. “Kalau dihitung kemarin, [harganya] sekitar US$10 atau di bawah Rp200.000,” ujarnya.

Selain itu, vaksin tersebut juga aman bagi pemakainnya karena diambil dari komponen sel darah si pasien atau calon pemakai.

Baca Juga: Terampil Bungkus Kado Bisa Jadi Peluang Bisnis

Cara kerjanya, lanjut Yetty, subyek atau calon pemakai vaksin nusantara akan diambil darahnya untuk mendapatkan sel darah putih. Dari sel darah putih itu, akan diambil sel dendritik milik pasien.

“Sel dendritik yang sudah diambil nanti akan kita kenalkan dengan virus Covid-19. Kemudian, setelah sel dendritik itu menjadi pintar [menjadi vaksin] baru kita suntikan kembali ke pasien,” terang Yetty.

Virus Dendritik

Yetty menilai Vaksin Nusantara atau yang juga disebut sebagai virus dendritik itu tidak akan dicampur dengan bahan-bahan lain. Bahannya berasal dari pemakainnya sendiri, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca Juga: Celaka Jika Anda Punya Bos dengan Zodiak Ini…

“Tidak ada tambahan bahan asupan maupun bahan dari binatang, sehingga aman dan halal. Selain itu, vaksin ini juga bisa digunakan untuk pasien yang selama ini punya penyakit berat [komorbiditas],” ujarnya.

Yetty mengatakan vaksin nusantara merupakan gagasan dari mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Vaksin ini dikembangkan sejak akhir 2020 lalu dan saat ini telah lolos uji tahap pertama.

Saat pengujian tahap pertama, Vaksin Nusantara ini telah diujicobakan kepada 27 orang. Dari 27 orang itu, 20 orang di antaranya mengalami efek samping yang ringan seperti nyeri di tempat suntikan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya