SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menanggapi cuitan salah satu pengguna akun Twitter yang mengatainya suka pecat wong cilik. Kata-katanya pun singkat saja.

“Ya pak. Saya minta maaf,” tulisnya lewat akun @gibran_tweet menjawab cuitan pengguna akun Twitter @BerkahDalem9 yang menyebut, “Ini walkot yg dikit2 pecat wong cilik ya, ingat anda dipilih oleh wong cilik mas, asih Tresna kuwi membina.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cuitan Gibran itu mendapat dukungan dari banyak warganet. Mereka menilai langkah tegas Gibran sudah tepat untuk memberikan efek jera kepada pegawai yang berbuat kesalahan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sesepuh Pasoepati: Semoga Persis Solo di Liga 1 Tak Sekadar Mampir

“Cocok pak walkot,biar pelajaran bagi yang lain. Biar tidak makan gaji buta. bukankah yg digaji itu pekerjaannya.bukan mengabaikan pekerjaan yg dibayar. Habis uang APBD,masih banyak [yang] bisa dan mau bekerja dengan baik dan tanggung jawab. Hilangkan satu orang bisa selamatkan 1000org,” tulis pengguna akun @sonsoni34491771.

gibran pecat wong cilik twitter

Cuitan pengguna akun @BerkahDalem9 yang menuding Gibran suka pecat wong cilik itu diduga merujuk pada pemecatan seorang sopir bus Batik Solo Trans (BST) Solo yang baru-baru ini dilaporkan melakukan tindakan pelecehan kepada seorang penumpang. Sopir tersebut meminta penumpang perempuan itu mengiriminya foto cantik.

Viral di Media Sosial

Insiden itu sempat viral di media sosial dan menghebohkan dunia maya. Warganet menilai langkah Gibran meminta PT Bengawan Solo Trans selaku operator bus tersebut memecat sang sopir sudah tepat.

Baca Juga: Persis Solo Lolos ke Liga 1, Gibran: Targetnya Tetap Juara!

Gibran sendiri menilai perbuatan sopir itu telah mencoreng nama Pemkot Solo di mata publik. Ia juga mengaku malu dengan tindakan sopir yang tidak pantas tersebut. Gibran bahkan langsung meminta agar kinerja seluruh sopir BST dievaluasi akibat kejadian itu, termasuk soal mekanisme perekrutannya.

Sebelumnya, pada Mei 2021, seorang sopir BST juga dipecat setelah terlibat serempetan dengan railbus Batara Kresna hingga mengakibatkan bus mengalami kerusakan ringan. Hal ini menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat.

Banyak yang menilai sanksi pemecatan sopir BST yang serempetan dengan railbus itu terlalu berat. Warganet pun ramai-ramai mendukung sopir tersebut dan menyalahkan Gibran yang dianggap terlalu mudah memecat orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya