SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Irfan Wahid atau yang akrab disebut Ipang Wahid membantah dirinya terlibat pembuatan Tabloid Indonesia Barokah.

Ipang sebelumnya menyatakan Indonesia Barokah merupakan social movement atau gerakan sosial sehingga konsep itu jauh berbeda dengan Tabloid Indonesia Barokah yang kini menjadi perbincangan. Tabloid itu menjadi gunjingan sebab diduga sengaja dibuat untuk menjatuhkan pasangan calon tertentu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Putra dari Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Sholahuddin Wahid, atau akrab disapa Gus Sholah ini mengakui dirinya ikut berkontribusi mengunggah tiga video dalam laman indonesiabarokah.com. Laman itu, katanya, mengedepankan kreativitas untuk berdakwah.

Tetapi, Ipang berpendapat Tabloid Indonesia Barokah telah jauh dari nilai-nilai kreatif yang dianut gerakan terbuka Indonesia Barokah dalam laman website-nya.

“Saya juga enggak ngerti iku sopo sing nggawe [tidak tahu itu siapa yang membuat]. Kalau saya kenal, saya ketemu ya, saya marahin. Mbok ya, lebih kreatif, gitu lho,” ungkap Ipang kepada Bisnis/JIBI, Senin (28/1/2019).

Kendati demikian, Ipang masih bisa menoleransi tabloid bertajuk Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik? yang isinya, kata dia, masih merupakan fakta. Namun dia mengaku tabloid itu tidak mengedepankan etika jurnalistik yang baik.

“Kalau saya baca isinya sih, normatif, biasa saja. Dibandingkan sama Obor Rakyat jauh [perbandingannya],” ujarnya.

Terakhir, Ipang pun menegaskan dirinya bukan penggagas dalam gerakan Indonesia Barokah. Dirinya hanya ikut membantu menyebarkan nilai-nilai kebaikan gerakan tersebut melalui keahliannya membuat video. “Bukan [penggagas gerakan Indonesia Barokah], saya juga diajakin kok sama kawan-kawan,” tutupnya.

Sebelumnya, Tabloid Indonesia Barokah menjadi kontroversi sebab dinilai bukan hanya mendiskreditkan Prabowo-Sandiaga sebagai Capres-Cawapres nomor urut 02, tetapi juga dianggap mengandung narasi negatif terhadap 212.

Tabloid yang mengusung tulisan bertajuk Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik? Ini dilaporkan BPN Prabowo-Sandiaga ke Dewan Pers, Bawaslu, dan pihak kepolisian, sebab beredar di pesantren dan pengurus masjid di Jawa Tengah dan Jawa Barat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya