Solopos.com, SOLO — Ketua Pasoepati Korwil Klaten, Djodi Purnomo, masih santai menyikapi dinamika yang mengaitkannya dengan kontestasi di Kongres VIII Pasoepati. Djodi belakangan santer dikabarkan dipinang Wahyu Haryanto sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Pasoepati.
Namun dia mengaku tak terlalu ngebet untuk mengisi posisi tersebut. “Memang teman-teman Korwil Klaten mendorong saya agar maju, entah jadi P1 [capres] atau P2 [cawapres] mendampingi Mas Wahyu. Namun saya sudah bilang kalau saya nanti saja, biar yang lain dulu,” ujar Djodi saat dihubungi Solopos.com, Jumat (13/11/2020).
Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023
Djodi Purnomo emoh nggege mangsa karena dia menilai banyak figur yang layak menakhodai Pasoepati. Dia menghormati kandidat lain yang lebih berpengalaman Maryadi Gondrong-Agus Ismiyadi serta Prapto Koting-Sapta Oox.
Djodi menyebut dua pasangan tersebut telah berkomunikasi dengannya terkait dukungan Korwil Klaten dalam kongres. “Kami apresiasi senior-senior yang mulai turun gunung. Ini menunjukkan kepedulian mereka terhadap Pasoepati,” tutur Djodi.
Namun dia mengaku siap apabila banyak pihak yang mendorongnya maju dalam pemilihan. Sejauh ini Djodi mengklaim beberapa korwil siap mendukung duetnya bersama Wahyu Haryanto. Korwil Klaten disebut telah bulat mengusung Djodi meski beberapa waktu lalu ada perwakilan Korwil yang menghadiri deklarasi pasangan Maryadi Gondrong-Agus Ismiyadi (Gas).
“Saat diundang pasangan Gas, kami tidak tahu kalau itu untuk keperluan deklarasi. Yang jelas saat itu belum ada keputusan dari korwil tentang dukungan pada pasangan tertentu,” klaim lelaki yang bekerja di pertambangan itu.
Pada Kongres 2018, Djodi sejatinya sudah meramaikan pesta demokrasi di Pasoepati dengan menjadi capres “dadakan”, berpasangan dengan Ekya Sih Hananto. Namun pencalonannya gugur karena dia tak hadir dalam kongres. Saat itu Djodi didukung Korwil Klaten, Pasar Kliwon, Boyolali dan Bekasi.