SOLOPOS.COM - Nasi Gandul khas Pati. (Instagram/@solo.foodie)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo tidak diragukan lagi dengan banyaknya kuliner lezat dan murah. Berbagai macam jenis kuliner dan olahan bisa memanjakan lidah setiap pengunjung warung ke kota ini. Tidak jarang banyak yang berbondong-bondong mencari makanan seperti nasi gandul khas Kabupaten Pati yang super lezat.

Bagi yang ingin menikmat hidangan berkuah ini bisa mengunjungi warung nasi gandul Pak Dul. Warung ini terletak di Jl. Ahmad Yani nomor 4, Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Kota Solo atau di depan Hotel Asia. Penikmat kuliner dapat mengunjungi warung ini dari jam 10.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Endul! Ada Mie Ayam Bakar Bumbu Rempah di Solo Baru Sukoharjo

Nasi gandul di warung ini ada beberapa varian isi seperti oseng kikil, babat, daging sapi, dan telur. Makanan berkuah dengan warna merah kecokelatan ini memiliki rasa yang gurih, manis, dan asin. Nasi gandul dihidangkan dengan piring yang diberi alas daun pisang seperti diunggahan akun Instagram @solo.foodie, agar tidak menghilangkan cita rasa kuliner khas Kabupaten Pati ini. Hal itu juga berguna untuk menetralisir panas dari hidangan ini.

Untuk menikmati nasi gandul dengan tambahan telur anda cukup merogoh kocek Rp7.000. Sementara untuk tambahan babat Rp12.0000, oseng kikil Rp15.000, daging sapi Rp18.000. Bahkan jika anda ingin menambah semua pilihan isi tersebut cukup dibenderol Rp25.000.

Baca Juga: Nikmatnya Kopi Santan Khas Blora Favorit Pejabat

Asal-Usul Nasi Gandul

Nasi Gandul mempunyai makna histori dari penamaan kuliner ini. Mengutip dari Detik pada Selasa (13/7/2021), pedagang nasi gandul  saat berjualan menggunakan dunak (bakul besar dari anyaman bambu). Pedagang tersebut berjualan dengan berkeliling desa. Saat pedagang berjalan, dunak dipikul nasinya kemudian bergerak naik turun atau gondal-gandul. Sosok yang diutakan di Pati, Mbah Rono kemudian menyebut kuliner tersebut nasi gandul.

Kata gandul merupakan bahasa jawa yang berarti menggantung. Istilah itulah yang kemudian menjadi ciri khas para penjual nasi gandul waktu itu masih menggunakan pikulan untuk berjualan meski sudah memiliki warung.

Baca Juga: Becek Kerbau, Kuliner Lezat dan Super Empuk Khas Grobogan

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh KULINER SOLO (@solo.foodie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya