SOLOPOS.COM - Ilustrasi digitalisasi properti

Solopos.com, JAKARTA—Properti menjadi salah satu sektor paling terdampak pandemi Covid-19. Bisnis properti diprediksi akan bisa bangkit bila para pelaku di sektor ini mengoptimalkan sarana digital dan jeli melihat peluang.

Sejumlah praktisi di dunia properti menilai sarana digital masih menjadi tumpuan para pengembang untuk pemasaran produk properti. Terutama menjelang pemberlakuan kenormalan baru atau new normal, guna menjaring pasar yang tertahan sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Situs jual beli properti, 99.co group mencatat selama masa pandemi ini, 22 persen konsumen mencari hunian melalui portal properti. Sebanyak 20 persen melalui media sosial, 14 persen lewat mesin pencari, dan 10 persen dari situs pengembang secara langsung.

Pelaku Wisata Sudah Kangen Jualan, Intip Aktivitas Mereka Di Prambanan Dan Malioboro

Artinya, aktivitas pemasaran yang biasanya dilakukan secara konvensional seperti ajang pameran mau tidak mau harus dialihkan secara daring. Oleh karena itu, pengembang dinilai harus bisa memanfaatkan dan jeli melihat peluang di fase kenormalan baru ke depan.

Pada kuartal I/2020, sebetulnya kondisi pasar sudah menunjukkan kondisi yang membaik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

"Membaiknya kondisi pada kuartal pertama 2020 ini ditunjukkan dengan dominasi transaksi properti di segmen menengah Rp700 juta hingga Rp2 miliar," ujar Executive Director 99 Group Irvan Ariesdhana kepada Bisnis.com, Rabu (3/6/2020).

150 Investor Lirik Startup Lokal, Ini Sektor Yang Dibidik

Segmen Menengah Terpuruk

Sayangnya, kata dia, segmen yang terkena dampak langsung dari Covid-19 ini adalah segmen menengah. Hal ini ketika mulai terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), perampingan hingga pemotongan gaji yang turut menyasar kalangan menengah ini.

Namun, terdampaknya kelas menengah ini bukan berarti tidak ada peluang dalam beberapa waktu ke depan. "Pasarnya ada. Tapi prioritas spending-nya yang jadi berubah akibat Covid-19 ini."

CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengatakan pengembang dituntut dapat beradaptasi dengan tanggap, sejalan dengan perubahan kondisi yang cepat pula dan perubahan pola bisnis menatap kenormalan baru.

Menurutnya, saluran digital adalah hal paling logis untuk digunakan dalam hal pemasaran di era kenormalan baru. Mengingat disrupsi teknologi juga makin cepat terjadi.

Disuntik Facebook Dan Google, Gojek Percepat Akses Ekonomi Digital Bagi UMKM

"Start-up properti akan terus berkembang dan bermunculan. Teknologi akan makin cepat dengan proses pemasaran berbasis digital," kata dia.

Namun, apakah pemasaran digital itu efektif atau tidak, kembali pada strategi pengembang itu sendiri. Pengembang juga harus berinovatif sejalan dengan kondisi saat ini. Hal ini mengingat pandemi corona mendorong perubahan perilaku orang dalam memilih produk properti.

Menurutnya, di samping keamanan, aspek kesehatan dinilai akan masuk pertimbangan orang ke depan sebelum memutuskan membeli huniannya. Ke depan, bukan tidak mungkin desain sirkulasi bangunan akan terjadi inovasi dan terus berkembang.

"Dalam perkembangan selanjutnya dimungkinkan sistem teknologi yang memungkinkan penghuni tidak bersentuhan langsung dengan tombol-tombol elevator atau pintu masuk, dengan sistem sensor yang semakin canggih," kata Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya