SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang Euro. (Reuters)

Solopos.com, BERLIN — Salah satu surat kabar di Jerman menuding pemerintah China sebagai pihak yang bersalah atas wabah virus corona (Covid-19). Dengan hantaman virus corona, Jerman menganggap China sudah memiliki utang ganti rugi.

Dilaporkan Bisnis.com, Senin (20/4/2020), kabar besar diluncurkan pada salah satu koran terbesar di Jerman, Bild, yang menyusun faktur terperinci senilai 149 miliar Euro yang ditujukan ke China atas tuduhan kelalaian membiarkan pandemi terjadi.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Daftar ini mencakup biaya 27 miliar Euro untuk hilangnya pendapatan pariwisata, 7,2 miliar Euro untuk industri film Jerman, 1 juta Euro per jam untuk maskapai penerbangan Jerman, dan 50 miliar Euro untuk bisnis kecil di negara tersebut.

Bild juga menghitung jumlah ini mencapai 1.784 euro per orang jikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Jerman turun sekitar 4,2%. Judul dari pemberitaan tersebut ialah What China Owe Us atau Utang China kepada Kita.

China menanggapi dengan mengklaim bahwa faktur dan pemberitaan tersebut membangkitkan xenophobia dan nasionalisme. Pemimpin Redaksi Bild, Julian Reichelt, membantah kritik tersebut.

Dia mengaku hanya bertanya melalui surat kabar apakah China harus membayar kerusakan ekonomi besar-besaran yang ditimbulkan oleh virus corona di seluruh dunia.

"Xi Jinping [presiden China], pemerintahmu dan para ilmuwanmu sudah tahu sejak lama bahwa virus corona baru ini sangat menular, tetapi Anda meninggalkan dunia dalam kegelapan tentang hal ini. Pakar Anda tidak merespons ketika para peneliti barat bertanya apa yang sedang terjadi di Wuhan," katanya.

Sikap Amerika Serikat

Akhir pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengatakan China harus menghadapi konsekuensi dengan bertanggung jawab atas pandemi virus corona. "Itu bisa dihentikan oleh China sebelum terjadi. Dan karena tidak dilakukan, seluruh dunia menderita karenanya," kata Trump.

Trump menyebut bahwa ada pertanyaan besar apakah pendemi ini terjadi karena adanya kesalahan besar yang terjadi di luar kendali. Dia juga mengatakan bahwa China tidak memberikan transparansi informasi yang cukup terkait kasus di negaranya.

Pada pengujung akhir pekan lalu, Wuhan yang diyakini sebagai lokasi awal munculnya virus corona merevisi jumlah kematiannya dengan tiba-tiba, melonjak sekitar 50% dari jumlah sebelumnya yang ditetapkan.

Sementara itu, Inggris dilaporkan telah bergabung dengan pejabat intelejen Amerika Serikat untuk menyelidiki klaim bahwa virus tersebut berasal dari laboratoriun virologi di Wuhan dan bukan dari pasar hewan.

Menyusul

Langkah Jerman dalam menyalahkan China atas pandemi virus corona itu menyusul negara-negara lain. Sebelumnya, Prancis dan Inggris juga menuding China sebagai pihak yang bertanggung jawab atas wabah Covid-19.

Berdasarkan data pada laman Worldometers, Senin (20/4/2020) pukul 10.40 WIB, kasus positif virus corona di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman memang berada di posisi enam besar.

Amerika Serikat memiliki 764.265 kasus, Jerman 145.742 kasus, Inggris 120.067 kasus, dan Prancis 152.894 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya