SOLOPOS.COM - Pendiri Wahid Foundation Yenny Wahid dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi pemateri talkshow deklarasi program sekolah damai di SMAN 4 Solo, Senin (24/10/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLOWahid Foundation dan Badan Kesbangpol Jawa Tengah menginisiasi program sekolah damai untuk merajut toleransi dan mencegah intoleransi sejak dini di wilayah Jawa Tengah. Acara deklarasi sekolah damai diselenggarakan di SMAN 4 Solo, Senin (24/10/2022).

Deklarasi dihadiri pendiri Wahid Foundation, Yenny Wahid; Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, serta perwakilan kepala SMA dan SMK di Jawa Tengah. Ratusan siswa juga terlihat menghadiri acara tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dalam kesempatan itu, para kepala sekolah, tenaga pendidik, dan siswa melakukan deklarasi sekolah damai. Mereka berkomitmen  menyemai tolerasi dan mempromosikan perdamaian guna mencegah intoleransi sejak dini di lingkungan sekolah.

Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mijtaba Hamdi, mengatakan program sekolah damai memiliki tiga pilar utama, yakni kebijakan sekolah, praktik toleransi dan perdamaian, dan pengelolaan organisasi kesiswaan. Ketiga rumusan pilar itu menjadi pertimbangan dalam kebijakan di lembaga pendidikan.

“Kami bersama Kesbangpol Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah mendorong pencegahan intoleransi sedini mungkin di lingkungan sekolah,” katanya pada acara itu.

Baca Juga: Plt Kapolresta Solo Temui Pengurus LDII, Bahas Radikalisme hingga Bullying

Program itu merupakan bagian dari implementasi Perpres No 7/2021 tentang Rencana Aksi Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme. Sebenarnya, program sekolah damai bergulir di sejumlah daerah, termasuk Jawa Tengah.

Saat ini, lanjut Hamdi, ada lebih dari 70 sekolah yang menjadi mitra dalam implementasi program tersebut. “Setiap daerah diwakili dua sekolah yang menjadi mitra. Ada beberapa sekolah di Semarang seperti SMAN 7 dan SMAN 10 Semarang. Sekarang, SMAN 4 Solo yang menjadi mitra program ini,” paparnya.

Lebih jauh, Hamdi menyampaikan program sekolah damai bermula dari hasil riset Wahid Foundation ihwal tren toleransi sosial keagamaan. Karena itu, Wahid Foundation memberikan rekomendasi kebijakan strategi nasional pencegahan intoleransi dan radikalisme terhadap para pelajar di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Menjadi Semangat Awal Pemersatu Bangsa, Begini Sejarah Sumpah Pemuda

Salah satu siswa SMAN 4 Solo, Dini, mengatakan mendukung implementasi program sekolah damai yang melibatkan para pelajar. Sudah semestinya, para siswa mendapat nilai-nilai pencegahan intoleransi dan radikalisme di sekolah.

“Supaya para pelajar tidak salah persepsi tentang intoleransi dan radikalisme. Keberagaman dan perbedaan bukan menjadi kendala justru menjadi alat pemersatu bangsa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya