SOLOPOS.COM - Ketua DPD Partai Golkar Solo Kusrahardjo. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo, Kusrahardjo, akhirnya bereaksi menanggapi mosi tidak percaya yang disampaikan Forum Peduli Partai Golkar Surakarta atau FP2GS terkait model kepemimpinannya.

Saat ditemui wartawan di Kantor DPD Partai Golkar Solo, Selasa (14/6/2022), politikus berusia 78 tahun tersebut menyatakan dinamika di internal Partai Golkar Solo sebagai hal biasa. Dinamika seperti itu menurutnya juga biasa terjadi di partai politik (parpol) mana pun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Seorang ketua ora disenengi hal biasa, disanjung biasa, dimusuhi biasa, dan didukung biasa. Hanya saja yang terpenting sebagai Ketua Golkar [Solo] ini harus bisa menggerakkan roda organisasi. Roda organisasi ini sudah berjalan, tidak pernah berhenti,” ujarnya.

Pergerakan roda organisasi yang dia maksud berupa konsolidasi aktif di internal Partai Golkar Solo. Dalam waktu dekat, agenda prioritas DPD Partai Golkar Solo menurut sang Ketua adalah sekolah saksi. Para calon saksi tersebut akan bertugas ketika pelaksanaan Pemilu 2024.

“Yang paling aktif terkait konsolidasi kami berjalan terus. Sebentar lagi kami akan lakukan sekolah saksi, karena pemilu nanti harus punya saksi. Tidak boleh tidak, harus ada. Jangan sak-sake. Karena kita sudah mendekati tahapan pemilu, sebentar lagi akan dilalui,” terangnya.

Baca Juga: Gonjang-Ganjing, Kantor DPD Partai Golkar Solo Akan Diduduki & Disegel

Kusrahardjo kemudian bercerita perjalanan karier politiknya yang sudah dua kali menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kota Bengawan. Periode pertama dia menjadi Ketua pada 2004-2009. Lalu pada 2010-2015 dirinya menjadi Wakil Ketua DPD Golkar Jateng.

Kewibawaan Partai

Setelah itu Kusrahardjo menjadi Dewan Penasihat Partai Golkar Solo periode 2015-2020 dan pada 2020 dia kembali dipercaya menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kota Bengawan. Pada periode ini dia mengaku mendapatkan tugas berat untuk mengembalikan kewibawaan Partai Golkar.

“Menambah kursi [DPRD Solo] yang hilang. Waktu itu saya katakan siap, asalkan semua mendukung lahir dan batin. Saya tidak bersedia menjadi anggota DPRD agar bisa fokus. Karena fokus ini, saya mohon maaf dalam tingkah laku bukan sebagai politisi,” urainya.

Baca Juga: Gonjang-Ganjing Partai Golkar Solo, Sosok Ini Diusulkan Jadi Ketua

Kusrahardjo mengaku selama ini lebih memerankan diri sebagai pimpinan partai yang cenderung tegas dan keras, tapi tidak kasar. Sebagai pimpinan partai, dia lebih mengambil peran untuk meluruskan sesuatu hal yang masih kurang baik di internal organisasi partai.

“Karena kami mengemban tugas, cokro manggilingan. Berulang kali saya katakan, dunia berputar, sekarang di bawah, esok hari bisa di atas,” ujarnya. Diberitakan sebelumnya, FP2GS menyatakan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Kusrahardjo yang dinilai lemah.

Mosi tidak percaya sudah disampaikan ke DPD Partai Golkar Jateng dan saat ini masih menunggu keputusan. FP2GS menginginkan Kusrahardjo lengser dan digantikan tokoh lain. Tokoh yang diusulkan adalah pengacara yang juga politikus Henry Indraguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya