SOLOPOS.COM - Ilustrasi ular kobra. (Reuters)

Solopos.com, SOLO — Ketua Exalos Indonesia Rescue and Education, Kopral Satu Janu Wahyu Widodo, mengaku mendapati masih banyak warga yang lari ke dukun saat digigit ular berbisa. Padahal, menurut Janu, itu justru berbahaya.

Janu sendiri mengaku selalu kendati sudah menjadi trainer atau pelatih rescue ular berbisa di Exalos Indonesia Rescue and Education, ia selalu berhati-hati ketika mengevakuasi ular yang ditemukan masyarakat di permukiman.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurutnya, bisa atau racun ular sangat berbahaya ketika masuk ke tubuh manusia. Aspek kehati-hatian itu selalu ia tekankan ketika memberikan edukasi tentang ular kepada masyarakat maupun peserta pelatihan evakuasi ular kepada rescuer.

Baca Juga: Solo PPKM Level 2, Anak 5 Tahun ke Atas Boleh Masuk Mal

“Rescue ular diusahakan jangan sampai tergigit. Saya trainer dalam snake education berusaha dalam kegiatan selalu safety,” ujar anggota Kompi Perhubungan Detasemen Markas Brigif 6 Kostrad itu kepada Solopos.com, Selasa (5/10/2021).

Kendati racun ular sangat berbahaya, menurut Janu, orang yang digigit ular berbisa masih bisa ditolong. Penanganan pertama yang tepat bagi orang yang digigit ular sangat penting supaya nyawa yang bersangkutan bisa diselamatkan.

Imobilisasi

“Langkah pertama tidak usah panik, lakukan imobilisasi, yaitu berdiam diri, tidak bergerak. Lalu secepatnya dibawa ke pusat pelayanan kesehatan pemerintah terdekat. Ini penting untuk dipahami. Jangan malah dibawa ke dukun,” ungkapnya.

Baca Juga: Ini Dia Kopral Janu, Ketua Exalos Indonesia Sang Pawang Ular Berbisa

Berdasarkan pengalaman melakukan rescue dan edukasi yang ia lakukan di masyarakat, Janu mendapati ternyata masih banyak warga yang menilai dukun bisa menolong orang yang digigit ular berbisa. “Pergi ke dukun dan titik yang tergigit ular diikat, itu salah fatal,” katanya.

Menurut Janu, membawa orang yang digigit ular berbisa ke dukun justru menunda yang bersangkutan mendapatkan pertolongan medis. Kondisi itu membuat racun ular justru semakin menyebar dan mengancam keselamatan.

“Keberhasilan-keberhasilan pengobatan tradisional sebenarnya bukan keberhasilan ya. Cuma kebetulan ularnya tidak berbisa. Banyak orang yang salah paham. Ketika bagian yang digigit ular itu diikat akhirnya membuat jaringan mati dan berakhir dengan amputasi,” terang Janu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya