SOLOPOS.COM - Pemuda di Nengahan, Kecamatan Bayat, Klaten saat menggeruduk di kantor desa setempat, Senin (3/8/2020). Para pemuda mempertanyakan pendistribusian bantuan di tengah pandemi Covid-19 yang dianggap tak tepat sasaran. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa (Pemdes) Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berjanji siap merevisi daftar calon penerima bantuan dampak pandemi Covid-19. Janji itu diungkapkan setelah belasan pemuda menggeruduk kantor desa setempat guna mempertanyakan bantuan yang dinilai tak tepat sasaran.

Kepala Desa (Kades) Nengahan, Kecamatan Bayat, Giyarto, mengakui sempat terdapat kesalahan dalam pendataan calon penerima bantuan di tengah Covid-19. Di antaranya, penerima bantuan yang dianggap sudah tak berdomisili di Nengahan meski penerima bantuan itu warga asli Nengahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di samping itu terdapat juga penerima bantuan di desa setempat yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitsubihisi Pajero.

"Kami sendiri sudah berhati-hati dalam pencairan bantuan ini. Semua dilakukan sesuai prosedur. Artinya tetap ada musyawarah desa khusus di waktu sebelumnya. Ternyata masih ada kesalahan, seperti terkait domisili itu. Apa pun, letak kesalahan di saya selaku kades. Bukan di perangkat desa (perdes). Ke depan, kami akan merivisi hal itu. Kira-kira akan dicabut atau dilanjutkan [tergantung dari musdesus mendatang]," kata Giyarto, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (3/8/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Hari Ini Dalam Sejarah: 3 Juli 1914, Jerman Nyatakan Perang ke Prancis

Di kesempatan itu, salah satu kades di Klaten tersebut membantah jika penerima bantuan di tengah Covid-19 merupakan orang-orang dekatnya saja. Giyarto mengatakan bantuan diberikan ke seluruh elemen masyarakat di Nengahan yang terdampak pandemi Covid-19.

Di desanya, terdapat 563 kepala keluarga (KK). Hampir seluruh warga memperoleh bantuan, mulai dari bantuan Pemprov Jateng, Kabupaten Klaten, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa (DD), dan lainnya.

"Semua warga di luar aparatur sipil negara (ASN), pensiunan, dan perangkat desa (perdes) memperoleh bantuan. Entah dari BLT DD, Pemprov Jateng, Kabupaten Klaten, dan lainnya. Jika di musdesus nanti diputuskan penerima BLT DD yang dipersoalkan warga akan ditarik, otomatis nantinya akan ditarik. Saya siap bertanggung jawab juga. Begitu pula soal bantuan ideal yang diberikan ke seorang warga sakit menahun," katanya.

Pemuda Protes

Sebelumnya, Belasan pemuda di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, menggeruduk kantor desa setempat, Senin (3/8/2020) pagi. Para pemuda di Nengahan itu mempertanyakan dugaan bantuan di tengah pandemi Covid-19 tak tepat sasaran.

Para pemuda di Nengahan mencatat sedikitnya terdapat delapan warga yang mestinya memperoleh bantuan justru tak memperoleh bantuan sebagaimana mestinya. Program bantuan di tengah pandemi Covid-19 di salah satu desa di Klaten itu dinilai tak tepat sasaran.

Sebaliknya, justru BLT DD menyasar ke seorang pegawai BUMN yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitsubhisi Pajero. Di lokasi tersebut, ada juga warga yang anak kandungnya berstatus ASN justru memperoleh bantuan di tengah pandemi Covid-19.

"Program bantuan di tengah pandemi Covid-19 kurang tepat sasaran. Ada kasus, mestinya seorang warga memperoleh bantuan, justru tak memperoleh bantuan. Seorang pegawai BUMN yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitsubhisi Pajero justru memperoleh BLT DD," kata perwakilan Pemuda Nengahan, Rian Aji Wicaksono, saat ditemui wartawan di Kantor Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Senin.

Warga Kalimantan Utara Paling Disiplin Pakai Helm, Orang Jawa Tengah?

Menurutnya, tukang parkir yang juga terdampak Covid-19 justru tak memperoleh BLT DD. Mereka hanya mendapatkan bantuan Pemprov Jateng senilai Rp200.000.

Rian Aji Wicaksono berharap pemberian bantuan di tengah Covid-19 di desanya dilakukan secara adil, transparan, dan objektif. Ke depan, Pemdes Nengahan diharapkan tidak membeda-bedakan calon penerima bantuan.

Harapan

"Kami berharap ke depan pemdes itu lebih selektif. Enggak boleh ada istilah yang memperoleh bantuan wonge iki, sing ora entuk wonge kae," katanya.

Sejumlah anggota polisi di bawah komando Kapolsek Bayat, Iptu Suharto, turut memantau jalannya pertemuan perwakilan pemuda dengan kades di Kantor Desa Nengahan tersebut. Sepanjang pembahasan yang melibatkan pemuda dengan pemdes yang berlangsung hingga siang hari itu berlangsung kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya